KOMPAS.com - Dua puluh enam tahun lalu dunia kehilangan sosok Putri Wales, Diana Spencer.
Mantan istri putra mahkota Kerajaan Inggris Pangeran Charles (sekarang Raja Charles III) itu meninggal pada 31 Agustus 1997 akibat kecelakaan mobil di Paris, Perancis.
Diana dimakamkan enam hari kemudian, yakni 6 September, di rumah keluarganya, Althrop, Northhamptonshire, 120 kilometer barat laut London.
Dilansir Britannica, semasa hidupnya, Diana dikenal sebagai putri Kerajaan Inggris yang anggun dan rendah hati.
Ibunda Pangeran William dan Pangeran Harry itu tidak segan menggunakan posisinya untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Diana menunjukkan dukungannya untuk berbagai bidang, termasuk kesenian, isu anak-anak, dan pasien HIV/AIDS.
Sebagai seorang ibu, ia juga memastikan kedua putranya mengenal kesulitan hidup yang dirasakan oleh rakyat biasa.
Diana membawa William dan Harry mengunjungi rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, dan panti asuhan.
Ia juga mengajak mereka makan di restoran cepat saji dan naik transportasi umum.
Kasih sayang, kerendahan hati, dan kepeduliannya terhadap kaum yang membutuhkan membuatnya dijuluki "The People's Princess".
Kematian Diana menimbulkan ekspresi duka publik yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Upacara pemakamannya di Westminster Abbey dihadiri jutaan orang, dan miliaran lainnya menyaksikan prosesi itu melalui televisi.
Menurut Diario AS, lebih dari satu juta pelayat berbaris sepanjang tiga setengah mil untuk melihat sekilas iring-iringan pemakaman.
Sementara, diperkirakan sebanyak 2,5 miliar orang di seluruh dunia menyaksikan pemakaman Putri Wales lewat televisi.
Pada pemakaman Diana, Sir Elton John membawakan lagu "Candle in the Wind" yang aslinya ditulis untuk aktris Marilyn Monroe, dengan lirik yang telah direvisi oleh Bernie Taupin.