Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah akun Facebook menyebarkan narasi soal bahaya obat cacing albendazole yang diberikan kepada anak-anak di sekolah dan dikaitkan dengan depopulasi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi yang mengaitkan obat cacing albendazole dengan depopulasi disebarkan oleh akun Facebook ini pada Sabtu (12/8/2023). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Pengunggah menyertakan foto kemasan kaplet kunyah albendazole 400 mg yang diproduksi oleh Holi Pharma.
Berikut narasinya:
Hati2 dgn segala pemberian dr mereka secara gratis yg ujung2nya pasti cmn buat depopulasi..obat cacing di salurkan ke semua skolah2 secara gratis yg lucunya anak2 sekolah hrs minum didepan para nakes..sementara jika obatnya dibawa ke rmh sdh pasti ortu yg lebih jitu dlm soal mengajarkan anak buat minum obat2an..kira2 aman nggk ya?
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan, informasi yang beredar di media sosial merupakan hoaks.
Pihaknya menjamin bahwa penggunaan albendazole sebagai obat cacing sudah aman.
"Iya, betul (aman). Sudah rekomendasi para ahli ini," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang penanggulangan cacing, dalam rangka program pengendalian cacingan dan filaria, pemerintah memberikan diethylcarbamazine dan albendazole yang merupakan obat cacing.
Untuk pengobatan infeksi cacing dengan albendazole juga direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Dikutip dari situs WHO, obat yang direkomendasikan yakni albendazole (400 mg) dan mebendazole (500 mg).
Kedua obat tersebut dinilai efektif, murah, dan mudah diberikan oleh tenaga non-medis, misalnya guru.
Albendazole dan mebendazole telah melalui uji keamanan yang ekstensif dan telah digunakan pada jutaan orang dengan efek samping yang minim.
WHO menyumbangkan albendazole maupun mebendazole ke Kementerian Kesehatan di semua negara endemik untuk pengobatan anak usia sekolah.