KOMPAS.com - WhatsApp menggelar rangkaian workshop literasi digital bertajuk “Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat” di delapan kota jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Lokakarya yang dilaksanakan mulai Juli sampai Oktober 2023 itu bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam mendapatkan informasi valid seputar kepemiluan.
“WhatsApp berinvestasi dalam mengedukasi pengguna dengan tools untuk mendapatkan informasi terverifikasi dan menemukan informasi yang salah menjelang Pemilu,” kata Public Policy Manager WhatsApp, Esther Samboh, melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (14/7/2023).
Baca juga: Kolaborasi Pemeriksa Fakta dan Kecerdasan Buatan Perangi Misinformasi
Aplikasi percakapan di bawah perusahaan media sosial Meta itu menyadari pentingnya literasi digital bagi masyarakat Indonesia.
Dalam kurun tiga tahun, pengguna WhatsApp di Tanah Air telah mencapai lebih dari 8 juta orang.
Untuk menjangkau wilayah berisiko tinggi berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dan Pemilihan Serentak 2024, WhatsApp menjalin kerja sama dengan berbagai institusi.
Sejumlah lembaga yang turut terlibat yakni, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Siberkreasi, dan ICT Watch.
Lokakarya literasi digital dilaksanakan di Ternate, Manado, Jakarta, Bandung, Samarinda, Pekanbaru, Jayapura, dan Kupang.
Baca juga: Perlunya Peningkatan Kapasitas Pemeriksa Fakta untuk Hadapi Disinformasi Teknologi AI
Peserta workshop-nya beragam, mulai tokoh masyarakat setempat, pemuka agama, relawan pemilu, sampai perwakilan mahasiswa.
Diharapkan, 800 tokoh masyarakat di 8 kota mampu mengedukasi komunitasnya masing-masing.
Salah satu materi yang dibagikan yaitu cara mendeteksi misinformasi di aplikasi percakapan, serta mencegah penyebarannya.
WhatsApp memperkenalkan penanda pesan berantai yang dibagikan ulang dengan label “diteruskan” atau “diteruskan berkali-kali”, batas penerusan pesan, dan opsi untuk memblokir dan melaporkan pesan mencurigakan.
Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap kredibilitas informasi dalam pesan.
Selanjutnya, masyarakat disarankan untuk memverifikasi kebenaran informasi lewat pemeriksa fakta.
WhatsApp merangkul International Fact-Checking Network (IFCN) dan menyediakan daftar nomor organisasi pemeriksa fakta yang dapat dihubungi oleh pengguna.
Baca juga: Kenali Ciri serta Pola Video Hoaks di YouTube dan Facebook
Rangkaian workshop jelang Pemilu 2024 ini disambut baik oleh Kemenkominfo dan Bawaslu.
“Literasi digital adalah pengetahuan dasar yang wajib dimiliki masyarakat, terutama menjelang Pemilu. Untuk itu kita perlu bangun perisai penangkal hoaks dengan literasi digital, berpikir kritis dan cek fakta,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel A Pangerapan.
Sementara itu, Bawaslu berharap workshop dari WhatsApp dapat memperkuat pencegahan pelanggaran dan sengketa proses pemilu.
"Harapannya, daya kritis masyarakat meningkat, kemudian mampu mengidentifikasi dan melawan misinformasi Pemilu,” ujar anggota Bawaslu Lolly Suhenty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.