KOMPAS.com - Sejak Jumat sore, 26 April 1991, polisi di Buenos Aires, Argentina sudah mengawasi sebuah apartemen yang diduga sebagai tempat pesta narkoba.
Bintang sepak bola Diego Armando Maradona diperkirakan berada dalam apartemen tersebut.
Dikutip dari Washington Post, Maradona yang kala itu bermain untuk Napoli kembali ke Argentina usai diskors selama 15 bulan oleh federasi sepak bola Italia.
Hukuman itu dijatuhkan kepada Maradona karena ia ketahuan menggunakan kokain.
Baca juga: Kapten Napoli Bicara Maradona dan Rahasia Kesuksesan Musim Ini
Ketika malam tiba, beberapa polisi menggerebek apartemen untuk melakukan penggerebekan. Polisi mendapati Maradona bersama dua rekannya dalam keadaan mabuk.
Begitu mengetahui ada polisi, salah satu dari mereka membuang sebuah paket ke luar jendela. Paket itu berisi bubuk putih yang diidentifikasi polisi sebagai kokain.
Malam itu, polisi langsung menahan Maradona dan dua rekannya.
Kabar tentang penangkapan Maradona bocor ke media. Ketika sang bintang keluar dari apartemen sudah banyak wartawan yang menunggu.
Maradona mencoba tersenyum di hadapan para jurnalis. Namun, ia tak kuasa menahan air mata.
Sejak pindah ke Eropa dan bergabung dengan Barcelona pada 1982, gaya hidup Maradona memang menjadi sorotan.
Pemain bernomor punggung 10 itu gemar berpesta dan terlibat perselingkuhan.
Maradona juga dikenal sebagai pribadi yang temperamental, meskipun ia kerap menampilkan permainan yang menjanjikan di lapangan.
Dilansir New York Post, saat final Copa Del Rey melawan Atletico Bilbao pada 1984, Maradona melakukan hal yang memalukan.
Ia terlibat perkelahian di lapangan dan mendorong lututnya ke wajah lawan hingga pingsan.
Baca juga: Skenario Napoli Juara Liga Italia: Menuju Scudetto Perdana Setelah Era Maradona
Aksi itu disaksikan langsung oleh keluarga Kerajaan Spanyol yang hadir ke stadion. Tidak berselang lama setelah kejadian tersebut, Barcelona akhirnya melepas Maradona ke Napoli.