KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim, ribuan mahasiswa menggelar demonstrasi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Unjuk rasa itu disebut terkait laporan hasil analisis transaksi mencurigakan yang ditemukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) senilai Rp 300 triliun.
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut hoaks.
Klaim bahwa ribuan mahasiswa mengepung kantor Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di antaranya dibagikan oleh akun Facebook ini pada 13 Maret 2023, arsipnya dapat dilihat di sini.
Unggahan berupa video itu memperlihatkan peristiwa demonstrasi. Kemudian terdapat narasi bahwa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah melaporkan transaksi mencurigakan kepada PPATK dan Kemenkeu.
Ada pula narasi pegiat media sosial Eko Widodo yang menuding Sri Mulyani pura-pura tidak tahu soal transaksi mencurigakan dalam jumlah besar itu.
Keterangan yang disertakan dalam unggahan itu sebagai berikut:
Demo Bes?R²?N -- Buntut Gel?Pkan 300 T Ribuan Mahasiswa K€Pung Kantor Sri M Hingga Begini.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk menelusuri beberapa klip demonstrasi pada konten tersebut.
Diketahui, salah satu gambar memiliki kesamaan dengan foto berita Suara.com, yakni aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada 11 April 2022.
Ketika itu mahasiswa menyuarakan protes atas kenaikan harga minyak goreng dan bahan bakar minyak (BBM).
Selanjutnya, gambar pada thumbnail video sama dengan foto di laman Rakyat Merdeka, yakni saat mahasiswa berdemonstrasi menolak pengesahan UU KPK dan RKUHP di depan Gedung DPR/MPR, 24 September 2019.
Sementara, narasi soal Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan adanya transaksi mencurigakan di Kemenkeu sama dengan isi berita Detik.com.
Mahfud mengatakan, transaksi mencurigakan itu mayoritas terjadi di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dan Ditjen Bea Cukai. Ini ia sampaikan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (8/3/2023).
Namun, Sri Mulyani mempertanyakan sumber Rp 300 triliun tersebut, lantaran surat yang diterimanya dari PPATK tidak menyebutkan jumlah itu. Pernyataan ini disampaikan di KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3/2023).
Sementara tudingan Eko bahwa Sri Mulyani pura-pura tidak tahu kasus tersebut, sama dengan artikel Wartaekonomi. Tudingan itu ia sampaikan melalui cuitan di Twitter, Jumat (10/3/2023).
Narasi maupun foto dan video dalam unggahan itu tidak ada yang berkaitan dengan klaim soal ribuan mahasiswa mengepung kantor Sri Mulyani.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa ribuan mahasiswa mengepung kantor Sri Mulyani terkait transaksi mencurigakan Rp 300 triliun adalah hoaks.
Video yang digunakan dalam konten tersebut adalah aksi demonstrasi mahasiswa menentang pengesahan UU KPK dan RKUHP pada 2019, serta demo memprotes kenaikan harga minyak goreng serta BBM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.