Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Serial kartun The Simpsons diklaim telah memprediksi kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB).
Sebagaimana diketahui, regulator perbankan Amerika Serikat menyatakan SVB bangkrut dan menyita asetnya pada 10 Maret 2023 setelah bank tersebut kehabisan dana simpanan.
Di media sosial Twitter, beredar sebuah klip yang diklaim sebagai bukti The Simpsons telah memprediksi kejatuhan SVB.
Dalam klip The Simpsons yang dibagikan akun ini, 11 Maret 2023, diperlihatkan kerusuhan terjadi di SVB setelah para nasabah tidak dapat menarik uang mereka.
The Simpsons did it again ???? pic.twitter.com/Sv640yrbgc
— Humble_Gr8ful (@Humble_Gr8ful) March 11, 2023
Dilansir Snopes.com, klip yang beredar di Twitter merupakan hasil manipulasi dari episode original The Simpsons.
Klip itu dibuat menggunakan cuplikan aktual dari episode "The Simpsons" tahun 1995 berjudul "The PTA Disbands."
Peristiwa dalam klip itu adalah parodi dari kebangkrutan bank dalam film klasik Jimmy Stewart, "It's a Wonderful Life".
Dalam klip hasil manipulasi yang beredar di Twitter, nama "First Bank of Springfield" yang muncul di episode asli, diganti menjadi "Silicon Valley Bank".
Versi asli dari klip tersebut dapat dilihat di video yang diunggah kanal YouTube Simpsons Clips pada 17 Mei 2020.
Dilansir Kompas.id, 13 Maret 2023, SVB sudah ditutup dan ditangani lembaga penjamin pemerintah atau FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation).
Dari sebuah bank berposisi solid, hanya dalam dua tahun SVB berubah menjadi prahara. Bank ini mendapatkan banyak dana deposito tanpa bunga pada 2021.
Dana itu merupakan simpanan dari sejumlah perusahaan-perusahaan start up di Silicon Valley. Bisnis internet yang naik daun pada masa pandemi Covid-19 membuat SVB mendapatkan deposito yang mengalir masuk begitu derasnya.
Masalah muncul setelah Bank Sentral AS, The Fed, mulai menaikkan suku bunga inti pada 22 Maret 2022 dan kini menjadi 4,75 persen karena tekanan inflasi.
Simpanan deposito nasabah yang tadinya tanpa bunga di SVB, kemudian berubah menjadi deposito dengan beban bunga yang terus meningkat.
Faktor lain, para deposan SVB mulai menarik dana-dana karena merasa lebih tertarik menanamkannya pada obligasi dengan suku bunga menarik ketimbang deposito. Kenaikan suku bunga membuat obligasi mengalami kenaikan kupon.
Pada saat bersamaan, dimulai pada 2022, bisnis internet mulai meredup karena work from home (WFH) menurun drastis.
Perusahaan-perusahaan teknologi informasi mengalami pendapatan yang menurun, bahkan mandek, hingga menghentikan beberapa divisi bisnis.
Kebutuhan dana mendesak membuat mereka beramai-ramai menarik dana deposito di SVB. Alhasil, bank tersebut kehabisan dana simpanan setelah para deposan mulai menarik uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.