Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Munich 6 Februari 1958, Memori Kelam Manchester United

Kompas.com - 06/02/2023, 14:58 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan pesawat di Bandara Munich, Jerman, pada 6 Februari 1958, menjadi memori kelam bagi Manchester United (MU). Delapan pemain dan tiga staf klub tewas dalam peristiwa tersebut.

Ketika itu, MU dipastikan lolos ke babak semifinal Piala Eropa setelah menahan imbang klub Serbia, Red Star Belgrade, dengan skor 3-3.

Dalam perjalanan dari Belgrade kembali ke Inggris, pesawat yang ditumpangi rombongan MU berhenti di Jerman untuk mengisi bahan bakar.

Akan tetapi, terjadi masalah saat pesawat mencoba lepas landas. Dua percobaan terbang dibatalkan, kemudian pada percobaan ketiga pesawat itu jatuh.

Dua puluh satu orang tewas seketika. Kopilot Kenneth Rayment meninggal seminggu setelah kecelakaan. Sedangkan bintang MU, Duncan Edwards, meninggal 15 hari setelah kecelakaan.

MU kehilangan delapan pemain dalam tragedi itu. Mereka adalah: Roger Byrne (28), Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy Taylor (26), Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21).

Tiga staf klub yang turut menjadi korban yakni sekretaris Walter Crickmer, trainer Tom Curry dan coach Bert Whalley.

Kecelakaan Munich juga menewaskan delapan jurnalis yang ikut serta dalam rombongan, yaitu Alf Clarke, Tom Jackson, Don Davies, George Fellows, Archie Ledbrook, Eric Thompson, Henry Rose, dan Frank Swift yang merupakan mantan pemain Manchester City.

Detik-detik kecelakaan

Dilansir Evening Standard, kru penerbangan telah dua kali mencoba lepas landas setelah pesawat mengisi bahan bakar.

Ketika itu, salju mulai turun deras dan tampaknya penerbangan akan ditunda hingga keesokan harinya. Akan tetapi, kru penerbangan memutuskan untuk melakukan percobaan lepas landas ketiga.

Petaka pun terjadi. Salju yang turun deras telah memenuhi jalur landas dan mengakibatkan pesawat tidak mampu mencapai kecepatan yang dibutuhkan untuk bisa terbang.

Akibatnya, pesawat tergelincir di ujung landasan dan menabrak pagar yang mengitari bandara serta rumah di dekatnya. Api mulai melalap pesawat setelah rumah terbakar, lalu menyambar tangki bahan bakar dan meledak.

Dua puluh satu orang tewas seketika. Korban yang selamat berusaha menyelamatkan penumpang lainnya.

Kiper MU Harry Gregg berhasil membawa keluar rekannya dari puing pesawat, Bobby Charlton dan Dennis Viollet. Dia juga menyelamatkan bayi berusia 20 bulan dan ibunya yang terluka parah, Vera Lukic, istri dari diplomat Yugoslavia.

Pukulan bagi MU

Investigasi awal menuding pilot James Thain sebagai penyebab kecelakaan dan otoritas bandara Jerman menuntutnya.

Namun, Thain dibebaskan dari segala tuduhan setelah investigasi lebih lanjut menemukan bahwa kecelakaan itu disebabkan tumpukan salju di landasan yang membuat pesawat melambat.

Tragedi itu menjadi pukulan bagi MU yang kehilangan banyak terbaiknya, terutama Duncan Edwards.

Manajer klub Sir Matthew Busby yang selamat dari kecelakaan begitu terpukul hingga hampir meninggalkan sepak bola, tetapi dia akhirnya bertahan dan membangun ulang MU.

Dalam lima tahun, dia berhasil membawa Setan Merah menjuarai Piala FA. Sepuluh tahun setelah tragedi Munich, Busby membawa MU mengangkat trofi European Cup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com