Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Pemerintah Tunisia Tidak Mewajibkan Poligami

Kompas.com - 05/12/2022, 10:17 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial mengeklaim bahwa di Tunisia laki-lakinya diwajibkan untuk poligami.

Dalam narasinya, disebutkan bahwa Pemerintah Tunisia menanggung biaya hidup untuk istri kedua sampai keempat.

Namun setelah ditelusuri narasi tersebut keliru dan ada yang perlu diluruskan.

Narasi yang beredar

Narasi yang menyebut bahwa Tunisia mewajibkan poligami dan membiayai biaya hidup istri kedua sampai keempat dibagikan oleh sejumlah akun Facebook, salah satunya di sini.

Dalam video itu itu narator juga mengatakan bahwa perempuan di Tunisia berdemo ingin dipoligami.

Kemudian, disebutkan bahwa Pemerintah Tunisia melegalkan poligami setelah didemo oleh para perempuan di negaranya.

Dalam keterangannya akun yang mengunggah video tersebut menuliskan keterangan demikian :

Pingin Poligami? Silahkan ke Tunisia.. disana wajib bahkan ditanggung olh pemerintah termasuk biaya hidup istri ke-2, ke-3 atau ke-4.

Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut bahwa Tunisia mewajibkan dan membiayai poligamiAkun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut bahwa Tunisia mewajibkan dan membiayai poligami

Penelusuran Kompas.com

Fakta mendasar yang perlu diketahui Tunisia menjadi negara Islam yang telah lama menghapus poligami. Hal itu disampaikan oleh pakar hukum Islam Australia Jamila Hussain.

Penghapusan tersebut tidak lepas dari syarat poligami yang sangat berat dalam Islam, yakni hanya dibolehkan bagi pria yang mampu berlaku adil kepada istri-istrinya. 

"Poligami dibolehkan bagi pria Muslim yang mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya. Yang bersangkutan pun harus punya alasan yang dapat diterima mengapa dia ingin menikahi lebih dari satu wanita," kata Dosen Hukum Islam Universitas Teknologi Sydney (UTS) itu dilansir dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.

Dilansir dari The Jerusalem Post, pada 2019 sekelompok perempuan di Tunisia memang menuntut pemerintah melegalkan poligami karena semakin banyaknya perempuan yang lajang.

Kelompok tersebut melakukan demonstrasi dengan tujuan supaya undang-undang yang melarang poligami dicabut.

Aktivis pro-poligami di negara tersebut mengklaim bahwa jumlah perempuan yang menginginkan pernikahan sudah tinggi dan berkembang pesat.

Menurut laporan Kantor Nasional untuk Keluarga dan Kependudukan Tunisia tahun 2017, negara tersebut memiliki jumlah wanita lajang tertinggi di Timur Tengah dan Afrika Utara.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com