KOMPAS.com - Pesan suara (voice note) mengatasnamakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebar dalam bentuk pesan berantai di aplikasi WhatsApp.
Pesan yang diduga beredar sejak Selasa (22/11/2022) tersebut mengeklaim bahwa terjadi pergeseran lempeng bumi yang mengarah ke wilayah Waduk Cirata di Purwakarta, Jawa Barat.
Berikut isi pesan tersebut:
Berita dari BMKG barusan memberikan penjelasan dan keterangan bahwa pergeseran lempeng sekarang mengarah ke Waduk Cirata di Purwakarta (Jawa Barat). Jadi diharapkan personil jangan semuanya masuk ke Cianjur.
Kita harus siap siaga karena malam ini, katanya, terjadi pergeseran lempengan tanah yang ada di Waduk Cirata dan entah seperti apa dampaknya nanti.
Mudah-mudahan, wallahu alam bi shawab, mudah-mudahan tidak berdampak apa-apa. Yang penting kita tetap siaga dengan personil yang ada.
Pesan tersebut sontak menimbulkan kepanikan bagi penerimanya, karena beredar setelah peristiwa gempa bumi melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022).
Namun, BMKG menegaskan bahwa pesan suara yang menyebutkan akan terjadi gempa besar di daerah Waduk Cirata, Purwakarta adalah hoaks.
"Pesan suara yang mengatasnamakan BMKG, bahwa akan terjadi gempa besar di Waduk Cirata adalah berita bohong (hoax)" tulis BMKG di akun Twitter resmi, Rabu (23/4/2022).
Jika anda termasuk yang mendapatkan pesan suara tersebut tolong bantu kami menyampaikan bahwa itu adalah HOAX https://t.co/3f9g4NgQCK pic.twitter.com/4z94pUpLxY
— BMKG (@infoBMKG) November 22, 2022
Penjelasan Stasiun Geofisika Bandung
Melalui twit tersebut, BMKG juga melampirkan penjelasan dari Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu terkait isu pergeseran lempeng bumi ke arah Waduk Cirata.
"Berita tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11/2022).
Menurut Teguh, pesan suara yang menyebutkan tentang pergeseran lempeng bumi ke arah Waduk Cirata adalah hoaks yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas.
"Perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi," tuturnya.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tak terpengaruh isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Jika terjadi gempa bumi, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat gempa.
Masyarakat juga diimbau hanya percaya pada informasi resmi dari BMKG, BASARNAS, BNPB, Tagana, TNI/Polri hinga aparat pemerintah setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.