KOMPAS.com -Sebuah video beredar di Facebook dengan narasi yang menyebutkan mecin atau monosodium glutamat tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Video itu juga disertai klip yang menggambarkan proses pembuatan mecin di pabrik.
Akan tetapi, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada beberapa hal yang perlu diluruskan dari klaim mecin tidak berbahaya pada kesehatan.
Video yang beredar di Facebook itu memperlihatkan proses pembuatan mecin dari bahan baku, pengolahan, sampai pengepakan produk.
Disebutkan bahwa proses itu memanfaatkan bahan mentah tebu dan singkong, kemudian diproses dengan baik sehingga mecin yang dijual di pasaran tidak berbahaya.
"Generasi micin wajib lihat inilah proses pembuatan micin ternyata gak berbahaya," demikian tulisan dalam video tersebut.
Video lebih lengkap bisa ditonton di sini.
Narator dalam video juga mengatakan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan ambang batas aman konsumsi MSG atau mecin, yakni 120 mg per kg berat badan per hari.
Berdasarkan keterangan situs resmi produsen mecin, bahan dasar pembuatan produk mereka di Indonesia adalah tetes tebu dan singkong.
Sari tetes tebu atau tepung tapioka dari singkong mereka fermentasi menggunakan mikroba sebagaimana proses pembuatan kecap, keju atau tape.
Kemudian, Universitas Airlangga (Unair) menyebutkan bahwa ketentuan dari WHO maupun Badan Pangan Dunia (FAO) menyatakan konsumsi MSG diperbolehkan sebanyak 120 mg per kilogram berat badan per hari.
Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini menyatakan bahwa belum ada bukti bahwa mengonsumsi MSG atau mecin berbahaya bagi tubuh jika sesuai ketentuan dan tidak melewati batas.
Dengan demikian, sampai saat ini konsumsi dan penjualan mecin tidak dilarang di Indonesia.
Meskipun tidak tergolong racun, orang-orang tertentu yang tidak cocok mungkin merasakan dampak tidak nyaman saat mengonsumsi mecin.
Meskipun begitu Badan POM menyatakan bahwa efek konsumsi mecin, termasuk jika dalam jumlah berlebih, membutuhkan penelitian lebih lanjut.