Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Artikel Berita Sri Mulyani Sebut Kenaikan BBM untuk Bayar Utang Negara

Kompas.com - 15/09/2022, 16:39 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi topik yang belakangan ini kerap diperbicangkan oleh publik di Indonesia. sejumlah pejabat pun angkat bicara soal soal alasan kenaikan BBM.

Baru-baru ini, di media sosial muncul tangkapan layar berita di CNN Indonesia yang mengeklaim Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa alasan kenaikan BBM untuk membayar utang negara.

Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar. Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia telah direkayasa secara digital dan tidak sesuai dengan judul yang sebenarnya.

Narasi yang beredar

Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia yang mengeklaim bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa alasan kenaikan BBM untuk membayar utang negara, dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

Mereka membagikan berita dengan judul, Sri Mulyani : BBM tidak dinaikkan negara kesulitan bayar utang.

Dalam tangkapan layar yang beredar, diketahui berita tersebut terbit Rabu 7 September 2022 dan menampilkan foto Sri Mulyani.

Hoaks pernyataan Sri Mulyani tentang kenaikan BBMTangkap layar dari Facebook.com Hoaks pernyataan Sri Mulyani tentang kenaikan BBM

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta menelusuri pemberitaan di CNN Indonesia pada 7 September 2022. Hasilnya tidak ditemukan adanya berita dengan judul Sri Mulyani : BBM tidak dinaikkan negara kesulitan bayar utang.

Tangkapan judul berita tersebut identik dengan berita CNN Indonesia ini. Judul berita tersebut yakni Sri Mulyani Tantang 100 Ekonom 'Ramal' Harga Minyak Tahun Depan.

Dalam berita tersebut, Sri Mulyani tidak mengatakan bahwa kenaikan BBM adalah untuk membayar utang negara.

Sri Mulyani mengatakan bahwa Kementerian Keuangan melakukan perhitungan proyeksi harga minyak tahun depan menggunakan data dari lembaga terpercaya di tingkat internasional.

Namun, angkanya terus berubah karena masih dibayangi dengan berbagai risiko global.

Sri Mulyani pun menantang 100 ekonom untuk menyampaikan proyeksi harga minyak mentah dunia tahun depan kepada pemerintah. Menurut dia, harga minyak tahun depan masih penuh dengan ketidakpastian.

Dilansir dari Kompas.com  Sri Mulyani menjelaskan, meskipun harga minyak mentah mengalami penurunan, namun rata-rata harga acuan minyak mentah nasional atau ICP relatif  masih tinggi.

Bahkan, ia juga menyampaikan jika harga ICP turun hingga ke level 90 dollar AS per barrel, rata-rata harga tahunan ICP masih berada pada kisaran 98,8 dollar AS per barrel.

"Atau kalaupun harga minyak turun sampai di bawah 90 dollar AS (per barrel), maka keseluruhan tahun rata-rata ICP masih di 97 dollar AS (per barrel)," kata Sri Mulyani. 

Sehingga besaran subsidi BBM yang perlu disalurkan oleh pemerintah tetap akan membengkak, jika harga ICP mengalami penurunan cukup signifikan.

Kesimpulan

Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia yang mengeklaim bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa alasan kenaikan BBM untuk membayar utang negara.

Tangkapan layar judul berita di CNN Indonesia telah direkayasa secara digital dan tidak sesuai dengan judul yang sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

Hoaks atau Fakta
Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

Hoaks atau Fakta
Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Hoaks atau Fakta
Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Hoaks atau Fakta
Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com