KOMPAS.com - Pada mulanya Gunung Vesuvius merupakan anugerah dan berkah bagi warga Pompeii dan Herculaneum, kota kuno yang saat ini wilayahnya ada di Italia.
Dilansir dari History.com, Pompeii dan Herculaneum berada di dekat kaki Gunung Vesuvius di Teluk Napoli, yang saat itu menjadi wilayah Kekaisaran Romawi Kuno.
Wilayah itu makmur dengan tanah hitam yang subur, serta menjadi destinasi wisata bagi orang-orang kaya dan pejabat Kekaisaran Romawi Kuno. Itu belum termasuk komunitas resor yang lebih kecil, seperti Stabiae yang lebih tenang.
Pompeii memiliki sekitar 20.000 warga yang bekerja sebagai petani, pedagang, dan pegawai industri. Anggur dan buah-buahan lain merupakan komoditas yang banyak ditemukan.
Adapun Herculaneum namanya diambil dari pahlawan mitologi Hercules. Ini adalah kota yang dihuni sekitar 5.000 penduduk dan menjadi tujuan berlibur musim panas bagi keluarga kaya Romawi Kuno.
Baca juga: Ahli Urutkan Genom Korban Letusan Gunung Vesuvius yang Kubur Pompeii
Vila mewah, pemandian yang megah, tempat judi, dan rumah bordil, nantinya akan ditemukan dari bekas-bekas Kota Herculaneum.
Namun, generasi pada masa Romawi Kuno itu kemudian binasa akibat letusan besar gunung tersebut pada tahun 79 Masehi.
Dari bekas-bekas bangunan dan artefak, para ahli menilai betapa makmur kehidupan masyarakat di sana waktu itu. Bersenang-senang adalah hal yang mudah mereka dapatkan.
Tapi semua itu berbalik menjadi kehancuran saat siang hari pada 24 Agustus 79, Gunung Vesuvius meletus dan melontarkan batu apung serta abu vulkanik ke atas. Letusan itu bahkan membentuk jamur.
Lontaran material itu mencapai 2,5 kilometer. Menyusul kemudian, selama 12 jam, Pompeii dihujani abu vulkanik dan batu-batu apung dengan panjang hingga 7 cm.
Baca juga: Dahsyatnya Letusan Gunung Vesuvius Setara Bom Atom Hiroshima, Ini Kata Arkeolog
Belasan ribu orang melarikan diri menjauhi gunung. Sementara, 2.000 orang lainnya tetap tinggal sambil bersembunyi di ruang bawah tanah atau bangunan batu, berharap bahaya cepat berhenti.
Mereka memang selamat dari letusan batu, namun awan gas beracun yang datang keesokan pagi mencekik mereka hingga tewas dan terkubur reruntuhan, bebatuan, dan abu yang mengikutinya.