KOMPAS.com - Naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim merupakan sebuah proses yang kompleks dan dinamis.
Meski perubahan iklim telah terbukti berkontribusi pada meningkatnya permukaan air laut, namun beredar narasi menyesatkan yang mencoba membantah fakta tersebut.
Salah satunya, sebuah narasi yang menganalogikan peristiwa mencairnya es di kutub dengan mencairnya es pada segelas es teh.
Narasi itu menyebutkan, es yang mencair pada segelas es teh tidak menyebabkan cairan di dalam gelas meluap dan tumpah. Hal yang sama diklaim juga berlaku pada es di kutub.
Mencairnya es di kutub diklaim tidak akan menyebabkan permukaan air laut naik, dan dengan demikian tidak akan menenggelamkan kota yang berada di pesisir pantai.
Perumpamaan mencairnya es di kutub dengan mencairnya es di segelas es teh adalah sebuah analogi yang tidak akurat dan terlalu disederhanakan.
Laman pemeriksa fakta Snopes.com, telah merilis artikel yang menjelaskan tentang kekeliruan analogi tersebut.
Dilansir dari Snopes.com, Carly Shabo dari California Sea Grant membenarkan bahwa pencairan es laut bukanlah penyumbang utama kenaikan permukaan laut.
Namun pencairan es dalam bentuk lain, seperti yang ditemukan di gletser atau di darat, terbukti berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut.
Shabo merujuk argumentasi tersebut dari dari unggahan blog yang ditulis oleh Alison Gold dari Goddard Space Flight Center NASA.
“Karena es laut terbentuk dari air laut tempat ia mengapung, ia berperilaku seperti es batu dalam segelas air. Seperti es batu , yang tidak mengubah ketinggian air gelas saat meleleh, es laut yang mencair di Kutub Utara tidak mengubah permukaan laut secara dramatis,” tulis Gold.
“Es daratan yang mencair, misalnya dari lapisan es Greenland atau Antarktika, berkontribusi pada kenaikan permukaan laut. Itu karena ketika es darat mencair, ia melepaskan air yang sebelumnya terperangkap di darat dan menambah air di lautan,” kata Gold.
Menurut Heather Goldstone dari Woodwell Climate Research Center, analogi mencairnya es dalam gelas dengan mencairnya es di kutub adalah upaya menolak fakta bahwa perubahan iklim benar-benar terjadi.
Goldstone mengatakan, narasi itu adalah teknik yang umum digunakan di antara mereka yang mencoba menyebarkan keraguan tentang perubahan iklim.
"Di mana mereka menggunakan satu pernyataan yang sempit dan benar secara faktual dengan cara yang menyimpang untuk menyarankan bahwa semua bukti perubahan iklim harus diragukan," kata Goldstone.