KOMPAS.com - Perang Vietnam (1954-1973) terjadi setelah Perancis berusaha kembali menancapkan kolonialisme di negara itu, setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945.
Pihak yang paling kencang melakukan perlawanan terhadap Perancis adalah kelompok berhaluan komunis di bawah pimpinan Ho Chi Minh.
Hingga kemudian, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam Utara pada 2 September 1945.
Setelah Perancis mulai mundur dari kawasan Indo China dan mengalami kekalahan pada 1954, Amerika Serikat khawatir akan meluasnya pengaruh komunisme dan mulai membantu Vietnam Selatan.
Dilansir dari History.com, skala perang ini membesar dan semakin masif ketika militer Amerika Serikat (AS) mulai terlibat langsung dengan terjun ke peperangan ketika Amerika Serikat mengebom sejumlah sasaran di Vietnam Utara pada 1964.
Baca juga: Perang Vietnam: Latar Belakang, Keterlibatan AS, Akhir, dan Dampak
Presiden AS saat itu, Lyndon B Johnson, memerintahkan pengeboman sebagai respons serangan Vietnam Utara terhadap dua kapal perusak AS di Teluk Tonkin.
Menurut History.com, pada periode 1964 hingga 1973, pengeboman bahkan tidak hanya dilakukan terhadap Vietnam Utara, tetapi juga serangan ke Laos yang diinisiasi lembaga intelijen AS, CIA.
Presiden Johnson bahkan memutuskan mengirim pasukan AS dalam skala yang lebih besar, dengan mengeklaim mendapatkan restu masyarakat AS pada Maret 1965.
Pada Juni 1965, setidaknya ada 82.000 pasukan AS yang dikirim ke Vietnam. Bahkan, pada akhir 1965 ada tambahan lebih dari 175.000 pasukan yang dikirim AS untuk membantu Vietnam Selatan.
Adapun pasukan yang dikirim AS ini kebanyakan merupakan prajurit muda, bahkan melalui program wajib militer. Program ini pun ditentang masyarakat AS, yang merasa tidak perlu terlibat dalam perang untuk kepentingan negara lain.
Perubahan besar yang memicu penolakan besar terhadap Perang Vietnam terjadi setelah saluran televisi AS, CBS menayangkan berita video Marinir AS membakar Desa Cam Na, yang berada di 6 mil sebelah barat Kota Da Nang, Vietnam, pada 3 Agustus 1965 atau 57 tahun yang lalu.
Penayangan berita itu memicu protes dan tuntutan pada Pemerintah Amerika Serikat untuk menyetop Perang Vietnam, disertai pernyataan keraguan pada akuntabilitas laporan militer AS.
Baca juga: Foto Ikonik Petugas Viet Cong Tertembak di Kepala, Bukti Brutalnya Perang Vietnam