Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Misinformasi, Disinformasi, dan Ujaran Kebencian Kini Jadi Senjata Perang

Kompas.com - 14/07/2022, 13:26 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membahas mengenai strategi komunikasi untuk menjaga perdamaian di Afrika, Timur Tengah, Asia, hingga Eropa.

Pada pertemuan yang diselenggarakan di Brasil, Selasa (12/7/2022) lalu, Dewan Keamanan PBB menyadari, banyak yang perlu dilakukan untuk melawan misinformasi dan disinformasi di tengah 12 operasi penjaga perdamaian PBB.

Pertemuan itu membahas mengenai pentingnya komunikasi strategis untuk menyukseskan operasi penjaga perdamaian.

Keresahan Sekjen PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan, survei terbaru menemukan bahwa hampir setengah dari semua penjaga perdamaian PBB merasa misinformasi dan disinformasi sangat mempengaruhi pekerjaan, mengancam keselamatan dan keamanan mereka.

“Senjata yang mereka gunakan bukan hanya senjata api dan bahan peledak. Misinformasi, disinformasi, dan ujaran kebencian semakin sering digunakan sebagai senjata perang,” ujar Guterres, dikutip dari laman PBB, Selasa (12/7/2022).

Guterres memberikan contoh tentang sebaran surat palsu yang menuding bahwa penjaga perdamaian PBB di Mali bekerja sama dengan kelompok-kelompok bersenjata.

Tudingan itu viral di media sosial, terutama Facebook itu bahkan dikutip oleh media nasional.

"Ini menimbulkan permusuhan dan kebencian terhadap pasukan penjaga perdamaian dan membuat upaya mereka untuk melindungi warga sipil menjadi lebih sulit," kata Guterres.

Guterres berpendapat, PBB perlu bergerak untuk meningkatkan komunikasi dalam operasi perdamaian.

Komunikasi yang strategis ini, menurutnya, penting bagi seluruh penjaga perdamaian PBB untuk mencapai misi utamanya dalam melindungi warga sipil dan mencegah kekerasan, mengamankan gencatan senjata, menjaga penyelesaian politik, menyelidiki dan melaporkan pelanggaran hak asasi manusia, dan sebagainya.

Misinformasi dan disinformasi dapat menjadi penghalang besar dari misi perdamaian tersebut.

"Disinformasi tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berbahaya dan berpotensi mematikan," imbuh Guterres.

Disinformasi berimbas pada sentimen sipil

Contoh kerugian yang ditimbulkan akibat misinformasi dan disinformasi, disampaikan oleh Letnan Jenderal Marcos Da Costa, komandan pasukan penjaga perdamaian di Kongo.

Dilansir dari AP News, Rabu (13/7/2022), Da Costa mengatakan kepada dewan bahwa mereka beroperasi di negara di mana muncul persepsi buruk di antara penduduk terhadap para penjaga perdamaian.

“Sentimen anti-misi berlaku di beberapa bagian negara yang bahkan mencegah beberapa pengerahan kami,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com