KOMPAS.com - Stadion Wembley, London, Inggris menjadi saksi perhelatan konser amal bersejarah, Live Aid pada 13 Juli 1995.
Konser legendaris itu dihiasi bintang-bintang musik dunia, seperti Elton John, David Bowie, U2, Spendau Ballets, Sting, Phil Collins, dan Queen.
Live Aid juga dihelat secara simultan di Stadion John F Kennedy, Amerika Serikat, yang dimeriahkan Madonna, Judas Priest, Eric Clapton, Bob Dylan, hingga Led Zeppelin.
Dari sekian banyak superstar musik yang memeriahkan Live Aid 1985, penampilan Queen dan sang frontman Freddie Mercury dinilai sebagai yang paling sukses "menyihir" para penonton.
Baca juga: Kontroversi di Balik Harry Potter dan Bantahannya...
Dilansir dari History, konser amal Live Aid bermula dari gagasan Bob Geldof, penyanyi grup rock Irlandia bernama Boomtown Rats.
Pada 1984, Geldof melakukan perjalanan ke Ethiopia setelah mendengar berita tentang kelaparan mengerikan yang telah membunuh ratusan ribu orang Ethiopia dan mengancam akan membunuh jutaan lainnya.
Setelah kembali ke London, ia mengumpulkan artis pop top Inggris dan Irlandia untuk bersama-sama merekam sebuah single berjudul "Do They Know It's Christmas?" yang ditulis oleh Geldof dan penyanyi Ultravox Midge Ure dan dibawakan oleh Band Aid.
Lagu tersebut menjadi single terlaris di Inggris pada saat itu dan mengumpulkan lebih dari 10 juta dollar AS untuk bantuan pangan Ethiopia.
Baca juga: Kisah Lip Sync Milli Vanilli, Skandal Hoaks Terbesar di Industri Musik
Dengan berlanjutnya krisis di Ethiopia, Geldof kemudian mengusulkan Live Aid, sebuah konser amal global yang bertujuan mengumpulkan lebih banyak dana dan meningkatkan kesadaran akan penderitaan banyak orang Afrika.
Dipersiapkan hanya dalam 10 minggu, konser amal Live Aid berhasil dihelat pada 13 Juli 1985.
Selain digelar secara langsung di Stadion Wembley dan Stadion JFK, tiga belas satelit juga menyiarkan langsung acara tersebut ke lebih dari satu miliar pemirsa di 110 negara.
Live Aid berhasil mengumpulkan 127 juta dollar AS bantuan pangan bagi negara-negara Afrika, dan publisitas yang dihasilkannya mendorong negara-negara Barat untuk menyediakan gandum yang cukup untuk mengakhiri krisis kelaparan di Afrika saat itu.
Baca juga: Kematian Paul McCartney, Bagaimana Hoaks Terbesar di Rock and Roll Ini Bermula