Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AJI: Kualitas Demokrasi Jadi Tantangan Pemilu 2024

Kompas.com - 19/05/2022, 18:49 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Ika Ningtyas menilai kualitas demokrasi menjadi tantangan tersendiri dalam menangkal hoaks pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.

"Beberapa hal yang perlu kita lihat tantangan-tantangan yang kita hadapi, karena kita mengahadapi kualitas demokrasi kita yang turun," ujar Ika, dalam diskusi Lawan Hoaks yang diadakan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan ICT Watch di Hotel Mercure Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2022).

Pernyataan tersebut dia kaitkan dengan fakta bahwa ada banyak jurnalis dan aktivis yang dikriminalisasi, penggunaan UU ITE untuk memenjarakan orang yang tidak sependapat.

Bahkan, dia melanjutkan, pelabelan hoaks pada karya-karya jurnalistik yang sudah terverifikasi kebenarannya.

Baca juga: Ketum AJI Indonesia Sasmito Madrim Jadi Korban Serangan Peretasan dan Disinformasi

Secara khusus, jurnalis dan pemeriksa fakta secara nyata menghadapi ancaman doxing dari kelompok-kelompok tertentu yang tidak senang dengan pemberitaan mereka.

Kasus-kasus tersebut, menurut Ika, juga berpengaruh terhadap bagaimana masyarakat berani menggunakan hak berbicara dan berekspresinya di media sosial.

"Hak kebebasan berekspresi terancam, beberapa riset juga menyebut masyarakat takut mengeskpresikan pendapat dan hak bicaranya di media sosial," ujar Ika.

Hal ini berpengaruh terhadap kualitas demokrasi, termasuk proses pemilu.

Baca juga: Jaringan CekFakta Kecam Peretasan dan Serangan Disinformasi kepada Ketum AJI Indonesia

Disinformasi yang memanipulasi publik

Di tengah kecenderungan sebagian masyarakat yang takut untuk berekspresi di media sosial, muncul disinformasi yang dapat memengaruhi persepsi publik.

"Tren lainnya adalah bentuk-bentuk disinformasi yang bertujuan untuk memanipulasi publik, itu semakin meningkat juga paling tidak sejak 2020," ucap Ika.

Dia mencontohkan mengenai riset yang dilakukan ISEAS dan LP3ES mengenai, bagaimana disinformasi bisa memengaruhi pendapat publik tentang kebijakan tertentu.

Misalnya, pada RUU KPK 2019 yang mendapat kritik besar-besaran dari masyarakat. Kemudian, muncul isu mengenai taliban, kemudian memengaruhi pendapat publik mengenai RUU KPK sehingga akhirnya kini diloloskan menjadi UU.

Pola sama juga terjadi pada RUU Omnibuslaw dan kebijakan new normal yang berkaitan dengan penanganan Covid-19.

Ika berpendapat, pola yang sama juga dapat diterapkan sebagai bentuk kampanye terhadap calon tertentu.

Baca juga: AJI: Pemerintah Jangan Sembarang Cap Hoaks di Kasus Wadas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com