KOMPAS.com - Sejumlah klaim menyesatkan beredar di media sosial sepanjang pekan ini. Mulai dari hoaks Idul Fitri 1443 H diundur, hingga klaim berakhirnya pandemi Covid-19.
Beredar pula infrormasi keliru lainnya, dari topik bisnis, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta penipuan mengatasnamakan bank.
Berikut ringkasan penelusuran fakta, dari berbagai informasi keliru yang beredar di media sosial sepanjang pekan ini:
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mencapai kesepakatan dengan pihak Twitter dan membeli media sosial tersebut seharga 44 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 634 triliun pada Senin (25/4/2022).
Di tengah kabar itu, beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa akun Twitter filantropis sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates ditangguhkan atau suspended setelah Twitter dibeli oleh Elon Musk.
Dari tangkapan layar akun Twitter Bill Gates tampak tulisan "Account Suspended".
Pada pantauan Kompas.com, Rabu (27/4/2022) akun Twitter Bill Gates yang sudah terverifikasi, tampak masih aktif. Pada pukul 1.19 AM, dia mengunggah tweet tentang relawan dan tenaga medis yang memberikan vaksin polio pada anak.
Tangkapan layar akun Twitter Gates yang ditangguhkan kemungkinan besar adalah hasil rekayasa digital. Simak penelusuran fakta selengkapnya di sini.
Putusan Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia Nomor 31 P/HUM/2022 dikaitkan dengan berakhirnya pandemi Covid-19.
Beredar narasi di media sosial tentang beberapa poin lainnnya yang disimpulkan dari putusan tersebut, seperti dilarang memaksakan vaksinasi, penyediaan vaksin halal, dan aktivitas masyarakat dilakukan secara normal seperti sedia kala.
Faktanya, tidak ditemukan pernyataan yang menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 telah berakhir dalam putusan tersebut.
Sebaliknya, MA memenangkan gugatan uji materi yang diajukan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YMKI), sehingga pemerintah wajib memastikan kehalalan vaksin Covid-19 untuk masyarakat.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting mengatakan bahwa pandemi belum berakhir.