Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Di media sosial, beredar pesan berantai yang menyebut puluhan hingga ratusan anak-anak sekolah dasar (SD) meninggal dunia karena vaksin.
Pesan itu mengajak orangtua atau wali murid untuk menolak program vaksinasi yang diadakan di sekolah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Tidak ada informasi valid dan resmi yang bisa mendukung klaim tersebut.
Pesan berantai yang menyebut ratusan siswa SD meninggal karena vaksinasi, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Disebutkan bahwa salah satu orangtua murid bernama Ummu Neng, memberikan kesaksian bahwa vaksinasi adalah bentuk pembunuhan massal. Anak-anak tidak butuh vaksin karena sudah memiliki sel darah putih dan kelenjar getah bening.
Narasi yang beredar mencatut nama dr Robert Malone serta laporan utama majalah Tempo edisi 27 September - 3 Oktober 2021.
Narasi itu juga menyebut seorang guru honerer bernama Susan Antela dari SMAN 1 Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Dia diklaim mengalami lumpuh akibat vaksinasi dan harus menanggung biaya pengobatan lebih dari Rp 50 juta.
Berikut penggalan narasinya:
Lebih lanjut, Ummu Neng mengatakan justeru dengan Vaksinasi ini imun anak-anak semakin rusak dan hancur. Buktinya, puluhan hingga ratusan Anak-Anak Sekolah Dasar di seluruh wilayah Indonesia banyak yang meninggal dunia setelah divaksin.
Sebelum rapat selesai, Ummu Neng menambahkan bahwa Pelaksanaan Vaksinasi Paksa melanggar UUD 1945 pasal 36 dalam masalah kesehatan. Di samping itu, Dr. Robert Malone mengatakan bahwa Vaksin bisa merusak sel organ tubuh manusia, terutama sel jaringan otak.
TIdak benar ada ratusan siswa SD yang dilaporkan meninggal akibat vaksin Covid-19.
Sempat ada dua anak yang dilaporkan meninggal setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19, tetapi penyebabnya bukan karena vaksin.
Terkait dengan adanya pemberitaan meninggalnya dua anak pasca penyuntikan vaksin Covid-19, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kasus meninggal yang disebabkan vaksinasi Covid-19.
Data Komnas KIPI hingga 30 November 2021 menunjukkan sebanyak 363 KIPI Serius yang dilaporkan di seluruh provinsi di Indonesia.