Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Upaya Mencegah Terjadinya Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia

Peringatan untuk mewaspadai gelombang ketiga Covid-19 sudah jauh-jauh hari disampaikan oleh Satgas Covid-19.

Sejak September lalu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito meminta seluruh pihak untuk waspada dan disiplin protokol kesehatan guna mengantisipasi kembali terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

“Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku, Rabu (22/9/2021).

Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga.

Indonesia baru mengalami dua gelombang pandemi. Melihat pola tersebut, bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Kekhawatiran akan terjadinya gelombang ketiga Covid-19 ini juga disampaikan sejumlah kalangan, seperti epidemiolog dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Mereka mengingatkan potensi kenaikan jumlah infeksi Covid-19 di masa libur akhir tahun mendatang.

“Jadi kami sampaikan ini bukan prediksi IDI, tapi kami menggunakan beberapa prediksi yang disampaikan oleh pakar-pakar yaitu, prediksi gelombang ketiga itu di akhir tahun (2021) ya," kata Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI dr Mahesa Paranadipa Maikel MH, dikutip dari berita Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Upaya antisipasi gelombang ketiga Covid-19

Untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19, sejumlah pihak juga sudah mulai mengambil langkah antisipasi. Pemerintah pusat misalnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan mengontrol aktivitas masyarakat selama hari raya Natal dan Tahun Baru dengan baik, agar tidak terjadi lonjakan ketiga kasus Covid-19.

Hal itu kata dia, berkaca dari pengalaman sebelumnya, di mana lonjakan kasus Covid-19 biasanya terjadi setelah hari besar keagamaan.

"Jadi hari raya keagamaan besar akan terjadi lagi itu di Desember, kalau kita bisa memastikan di Desember itu kita kontrol dengan baik, maka Januari dan Februari kita berhasil aman," kata Budi dalam Seminar Sekolah Sespimti Polri Dikreg Ke-30 dan Sespimmen Polri Direg Ke-60 secara virtual, Rabu (6/10/2021).

Sementara menurut Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito, ada dua langkah penting yang bisa mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19, yakni menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan vaksinasi.

“Dua dasar tersebut merupakan hal yang harus senantiasa dilaksanakan demi mencegah terjadinya ledakan kasus di akhir tahun, sebagaimana menurut prediksi para ahli," kata Ganip, dikutip dari berita Kompas.com, Minggu (10/10/2021).

Upaya pencegahan juga sudah dipersiapkan di daerah-daerah. Di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya akan memperketat penerapan protokol kesehatan di sejumlah fasilitas umum.

Selain itu, Pemprov Jateng akan memastikan semua yang beraktifitas di terminal dan kendaraan umum telah divaksin dan menginstall aplikasi PeduliLindungi. Sejumlah titik strategis juga akan dibangun pos pengamanan dan pos kesehatan.

“Saya sampaikan kepada kawan-kawan para bupati wali kota, agar di antara mereka juga tidak lengah terhadap pengawasan masyarakat. Masker yang paling utama nih enggak boleh dicopot,” jelas Ganjar di kantornya, Senin (11/10/2021).

Sementara di Solo, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani mengatakan, Pemkot Solo sudah menyiapkan skenario penanganan seandainya gelombang ketiga Covid-19 terjadi. Salah satunya adalah dengan mengaktifkan kembali tempat isolasi.

“Skenario kita siapkan kalau memang ada (gelombang ketiga) kita aktifkan lagi tempat isolasi," kata Ahyani di Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/10/2021).

Selain memaksimalkan Asrama Haji Donohudan, kata Ahyani, Pemkot Solo akan menggunakan Ndalem Priyosuhartan sebagai lokasi isolasi terpusat.

"Nanti Asrama Haji Donohudan dimaksimalkan sama kita punya cadangan di Ndalem Priyosuhartan. Di sana kapasitas sekitar 40 orang," jelasnya.

Kesiapan rumah sakit

Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) juga telah meminta semua rumah sakit tetap siaga menghadapi risiko terjadinya gelombang ketiga Covid-19.

Sekjen Persi Lia G Partakusuma mengatakan, pihaknya tidak hanya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur akhir tahun, tetapi mobilitas masyarakat yang sudah mulai meningkat.

"Persi sudah membuat edaran bulan September kemarin untuk tetap menyiagakan rumah sakit, terutama di daerah perbatasan, kami sudah minta rumah sakit untuk lebih siaga," kata Lia, Selasa (13/10/2021).

Di sisi lain, Lia juga mendukung rumah sakit di daerah-daerah yang sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan sarana untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19.

Namun, dirinya tetap berharap agar semua pihak dapat berkontribusi dalam menekan penurunan kasus Covid-19nya.

(Sumber:Kompas.com/Haryanti Puspa Sari, Deti Mega Purnamasari, Kontributor Solo Labib Zamani, Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Diamanty Meiliana, Krisiandi, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/10/17/110500081/upaya-mencegah-terjadinya-gelombang-ketiga-covid-19-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke