Namun, catatan yang ditemukan di pulau tersebut menyatakan bahwa sang kapten meninggal di HMS Erebus pada 11 Juni 1847.
Di sana, para penjelajah menemukan berbagai artefak, termasuk pasak tenda, yang menunjukkan bahwa mereka semakin dekat.
Sayangnya, lebih dari seminggu menjelajahi lanskap untuk mencari tanda-tanda makam Franklin, para kru terpaksa menghentikan pencarian.
Tom Gross, sejarawan dan penjelajah yang telah menghabiskan 28 tahun untuk mencari tempat peristirahatan sang kapten, meyakini bahwa akan tiba masa di mana makam Franklin ditemukan.
Meski gagal menjalankan ekspedisi, media-media pada era Victoria memandang Franklin sebagai sosok pahlawan.
Lagu-lagu mengenai dirinya pun diciptakan, dengan patung yang didirikan di kampung halamannya di London, Inggris, serta Tasmania, Australia.
"Setelah kami menemukan satu hal, kami akan memiliki semuanya dan itu hanya masalah waktu saja," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.