Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Kompas.com - 04/05/2024, 11:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pada 2014, tim pencari Kanada menemukan salah satu kapal yang hilang, HMS Terror, di Selat Victoria, Kanada bagian utara.

Dua tahun kemudian, informasi dari nelayan masyarakat adat Inuit yang mendiami kawasan Arktik dan subarktik di Amerika Utara, mengarah pada penemuan HMS Erebus di lepas pantai Pulau King William, Kanada.

Baca juga: Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Awak kapal selamat mungkin mengembangkan kanibalisme

Potret Sir John Franklin.Wikimedia/Dibner Library Portrait Collection Potret Sir John Franklin.

Penelitian mengungkapkan, beberapa awak kapal ditemukan tewas di dalam kapal yang terkunci es.

Namun, 105 orang selamat karena perbekalan yang dibawa dan dilaporkan meninggalkan bangkai kapal tersebut pada April 1848.

"Pada akhirnya kita tahu mereka semua meninggal," kata Synnott.

Para ahli menyebut, para kru mungkin mengalami kelaparan dan menderita penyakit kudis serta keracunan timbal karena mengonsumsi makanan kaleng yang buruk.

Ahli lain berpendapat, para pelaut tersebut meninggal karena penyakit pernapasan tuberkulosis dan penyakit kardiovaskular.

Pendapat tersebut berdasarkan catatan yang disimpan dalam "buku sakit" di kapal yang dikirim untuk mencari korban selamat.

Di sisi lain, para pelaut yang meninggalkan kapalnya mungkin terpaksa melakukan kanibalisme untuk bertahan hidup di tengah hamparan salju.

Tulang retak yang ditemukan di Booth Point dan Teluk Erebus menunjukkan, anggota kru kemungkinan besar menyedot sumsum dari tulang rekan mereka yang telah meninggal untuk mengambil nutrisi terakhir.

Baca juga: Berbagai Teori soal Hewan yang Diangkut Kapal Nabi Nuh, Ada Naga dan Unicorn

Pencarian makam Sir John Franklin

Synnott dan tim penjelajah pun mengikuti rute ekspedisi melalui Arktik Kanada, berlayar melewati kabut dan badai hingga mencapai Pulau King William.

Menurut catatan Inuit, makam Franklin mungkin terletak di sana. Menemukan makam kapten dinilai dapat mengungkap dokumen, seperti buku catatan dan surat.

Kumpulan catatan tersebut dapat membantu mengidentifikasi anggota kru asli dan menyatukan insiden tragis yang menimpa Franklin bersama seluruh awaknya.

"Kami akan mampu mengisi kekosongan dan menceritakan kisah-kisah dengan kata-kata mereka sendiri," kata Synnott.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

Tren
Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Tren
7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

Tren
Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Tren
Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Tren
Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi 'Treadmill' Menghadap Jendela

Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi "Treadmill" Menghadap Jendela

Tren
110 Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Fortune 2024, Ada Pertamina dan MIND ID

110 Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Fortune 2024, Ada Pertamina dan MIND ID

Tren
Mengapa Israel Akan Serang Lebanon?

Mengapa Israel Akan Serang Lebanon?

Tren
144 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia di Tanah Suci, Ini Penyebabnya

144 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia di Tanah Suci, Ini Penyebabnya

Tren
Ramai soal KTP Indonesia Terdiri dari Warna Biru dan Oranye, Apa Bedanya?

Ramai soal KTP Indonesia Terdiri dari Warna Biru dan Oranye, Apa Bedanya?

Tren
Mengapa Tak Ada Ruang UTBK Khusus bagi Tunarungu? Ini Penjelasan Kemendikbud

Mengapa Tak Ada Ruang UTBK Khusus bagi Tunarungu? Ini Penjelasan Kemendikbud

Tren
Kemenkominfo Bantah Ciptakan Elaelo, Pakar Minta Masyarakat Waspada

Kemenkominfo Bantah Ciptakan Elaelo, Pakar Minta Masyarakat Waspada

Tren
Rumah di Jakarta di Bawah Rp 2 M Kembali Kena Pajak, Ini Alasannya

Rumah di Jakarta di Bawah Rp 2 M Kembali Kena Pajak, Ini Alasannya

Tren
Jadwal Pertandingan Euro 2024 Babak Penyisihan Grup Putaran Kedua

Jadwal Pertandingan Euro 2024 Babak Penyisihan Grup Putaran Kedua

Tren
Diskon Tiket Whoosh 20 Persen Sambut HUT ke-497 Jakarta, Berlaku 22 Juni 2024

Diskon Tiket Whoosh 20 Persen Sambut HUT ke-497 Jakarta, Berlaku 22 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com