KOMPAS.com - Vitamin D adalah salah satu mikronutrien yang memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Vitamin D yang bisa didapatkan dari suplemen, paparan sinar Matahari, dan sejumlah makanan ini berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan kekuatan tulang.
Namun, terdapat asumsi yang beredar bahwa vitamin D tersebut mampu menurunkan berat badan seseorang.
Lantas, benarkah vitamin D bisa menurunkan berat badan?
Baca juga: Apakah Susu Dicampur Vitamin C 1000 Aman Dikonsumsi? Ini Penjelasan Ahli
Dikutip dari EveryDayHealth, seseorang yang memiliki berat badan berlebihan atau obesitas dengan adanya peningkatan lemak tubuh memiliki kadar vitamin D dalam darah yang sangat rendah.
Setidaknya terdapat tiga teori mengapa seseorang yang obesitas memiliki kadar vitamin D yang rendah.
Teori pertama, hal tersebut dikarenakan lemak yang berlebih di dalam tubuh dapat menghalangi penyerapan vitamin D.
Kemudian, penyebab lainnya, orang yang kelebihan berat badan kemungkinan mendapatkan lebih sedikit paparan sinar Matahari.
Pasalnya, mereka mungkin kurang bisa secara leluasa keluar rumah dan memanfaatkan sinar Matahari untuk tubuh memproduksi vitamin D.
Faktor lain yang bisa memicu defisiensi vitamin D pada penderita obesitas adalah pola makan.
Pola makan yang tidak teratur dan tidak memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh bisa memicu kekurangan kadar vitamin D.
Baca juga: Badan Mudah Lelah, Benarkah karena Kurang Vitamin D? Ini kata Dokter
Beberapa bukti menunjukkan, mencukupi asupan vitamin D harian dapat meningkatkan penurunan berat badan dan mengurangi lemak tubuh, dilansir dari HealthLine.
Pasalnya, vitamin D diketahui berpotensi mampu mengurangi pembentukan sel lemak baru dalam tubuh.
Hal tersebut juga bisa menekan penyimpanan sel-sel lemak, sehingga secara efektif mengurangi akumulasi lemak di dalam tubuh.
Vitamin D juga dapat meningkatkan kadar serotonin yang merupakan neurotransmitter dengan memengaruhi suasana hati hingga pengaturan tidur.
Serotonin tersebut dapat berperan dalam mengendalikan nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang, sehingga mampu mengontrol berat badan dengan cara menurunkan asupan kalori.
Kadar vitamin D yang lebih tinggi juga berkaitan dengan kadar testoteron lebih tinggi, mengurangi lemak tubuh, dan membantu mempertahankan penurunan berat badan dalam jangka panjang.
Dalam prosesnya, saat metabolisme seseorang meningkat, makan akan memicu tubuh membakar lebih banyak kalori setelah makan.
Baca juga: 7 Kelompok Orang yang Membutuhkan Suplemen Vitamin D, Apa Saja?
Orang dewasa berusia 19–70 tahun disarankan untuk mendapatkan setidaknya 600 IU atau sebesar 15 mikrogram vitamin D per hari.
Namun, suplemen vitamin D mungkin bukan pendekatan “satu ukuran untuk semua”, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosisnya harus didasarkan pada berat badan.
Satu penelitian menyesuaikan kadar vitamin D dengan ukuran tubuh dan menghitung bahwa 70-80 IU per kilogram diperlukan untuk mempertahankan kadar yang memadai.
Tergantung pada berat badan, jumlah ini mungkin secara signifikan lebih tinggi daripada batas atas yang ditetapkan, yaitu 4.000 IU per hari.
Di sisi lain, dosis hingga 10.000 IU per hari dilaporkan tidak memicu efek samping.
Namun, suplemen vitamin D dapat menyebabkan toksisitas bila dikonsumsi dalam jumlah besar atau lebih dari 10.000 IU per hari.
Oleh karenanya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melebihi batas atas 4.000 IU per hari.
Baca juga: 4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.