"Perlu dicatat, manfaat AstraZeneca dalam mencegah Covid-19 dari dulu hingga sekarang masih jauh lebih besar manfaatnya daripada risikonya," kata Dicky.
Baca juga: Sosok Carina Joe, Penemu Vaksin AstraZeneca Asal Indonesia yang Disebut Ganjar Saat Debat Capres
Dicky menjelaskan, TTS adalah kondisi langka yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, sebutan kondisi langka menandakan bahwa masalah kesehatan ini tidak dialami oleh semua penerima vaksin, bahkan sangat jarang terjadi.
"TTS ini terjadi ketika ada pembekuan darah yang tidak biasa, (disebut) trombosis, disertai dengan penurunan jumlah trombosit atau disebut dengan trombositopenia," paparnya.
Kondisi pada kasus-kasus tertentu tersebut dapat menyebabkan pembekuan darah yang serius, bahkan mengancam nyawa.
TTS setelah vaksinasi sendiri melibatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap vaksin yang disebut vaccine-induced immune thrombotic thrombocytopenia atau VITT.
VITT terjadi saat tubuh penerima vaksin justru menghasilkan antibodi yang menyerang trombosit, sehingga memicu pembekuan darah yang tidak biasa.
"Tentunya dampak risiko TTS pada penerima vaksin AstraZeneca ini bisa serius, meskipun kasusnya langka," kata Dicky.
Oleh karena itu, dia menilai, perlu adanya edukasi gejala VITT pasca-vaksinasi kepada penerima vaksin AstraZeneca meskipun kasusnya sangat jarang.
Baca juga: Membandingkan Efektivitas Vaksin Booster: Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna
Penerima vaksin bisa langsung mendatangi rumah sakit atau dokter jika terjadi gejala yang tidak diinginkan.
Gejala VITT sendiri kemungkinkan meliputi sakit perut yang parah, sakit kepala tidak biasa, penglihatan kabur, atau bengkak pada kaki.
Tidak hanya itu, Dikcy mengungkapkan, perusahaan farmasi yang memproduksi tetap perlu memantau dan mengevaluasi vaksin AstraZeneca.
Pengawasan terus-menerus akan bermanfaat dalam aspek keamanan vaksin sekaligus mengurangi risiko TTS dalam jangka panjang.
Perusahaan vaksin pun harus terus melakukan riset dan pengembangan guna meningkatkan formulasi vaksin Covid-19 untuk kian meminimalkan risiko TTS.