Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Kompas.com - 30/04/2024, 18:16 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara kembali meletus pada Selasa (30/4/2024) pukul 01.15 Wita.

Letusan pada Selasa dini hari menjadi kali kedua setelah gunung setinggi 725 meter di atas permukaan laut tersebut mengalami erupsi pada Selasa (16/4/2024) pukul 21.45 Wita.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, letusan Gunung Ruang pada Selasa pagi tidak terjadi secara tiba-tiba.

Sudah terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik secara eksponensial selama dua hari terakhir sebelum gunung tersebut kembali meletus.

Hendra menambahkan, sudah tidak terjadi erupsi gemuruh berdasarkan pemantauan tim PVMBG di lapangan pada Selasa pukul 10.00 Wita.

"Dibarengi mulai munculnya asap putih tebal sehingga status (Gunung Ruang) dinaikkan," ujar Hendra ketika dihubungi Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Tertidur Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Aktivitas vulkanik Gunung Ruang

Hendra menyampaikan, PVMBG telah melakukan pemantauan terhadap Gunung Ruang 22-30 April 2024.

Pemantauan PVMBG menunjukkan, pengamatan visual di gunung tersebut umumnya cerah, kabut, berawan hingga hujan, dan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur, selatan, dan barat.

Pascaerupsi paroksismal pada Rabu (17/4/2024), aktivitas erupsi Gunung Ruang mengalami penurunan.

Karena alasan itulah PVMBG menurunkan status Gunung Ruang dari level IV Awas menjadi level III Siaga pada Senin (22/4/2024) pukul 09.00 Wita.

Kemudian, pada Jumat (26/4/2024), tim dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), PVMBG, Badan Geologi, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang satu stasiun seismik (RAPS) di Pulau Ruang.

Perangkat tersebut berjarak kurang lebih dua kilometer dari puncak untuk memantau aktivitas vulkanik Gunung Ruang.

Setelahnya, PVMBG mencatat aktivitas kegempaan di Gunung Ruang pada Senin (29/4/2024) pukul 24.00 Wita melalui RAPS.

"15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal, 425 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, dan enam kali gempa tektonik jauh," jelas Hendra.

Hasil pemantauan visual PVMBG pada Senin pukul 24.00 Wita menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi.

Pihaknya mendapati asap kawah dengan warna putih tebal yang teramati dengan ketinggian 200-1.000 meter dari puncak gunung tersebut.

Sebelum terjadi gempa, PVMBG mencatat erupsi dengan intensitas lemah dengan asap kawah setinggi 1.000 meter dari puncak Gunung Ruang pada Senin pukul 17.02 Wita.

Baca juga: Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Status Gunung Ruang dinaikkan

Hendra menjelaskan, ketika Gunung Ruang erupsi pada Selasa dini hari, muncul kolom erupsi berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal yang condong mengarah utara.

Kolom erupsi mencapai 2.000 meter di atas puncak sehingga tingkat aktivitas Gunung Ruang dinaikkan dari level III Siaga ke level IV Awas pada Senin pukul 01.30 WITA.

Erupsi berlanjut pada Selasa pukul 02.32 Wita yang diikuti dengan suara gemuruh, namun tinggi kolom erupsi tidak teramati karena kondisi gelap.

Hendra menuturkan, erupsi Gunung Ruang terus terjadi hingga pukul 04.30 Wita.

PVMBG juga melaporkan, terjadi hujan batu di Pos Gunung Api (PGA) Ruang di Pulau Tagulandang ketika Gunung Ruang meletus.

Baca juga: Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Berpotensi tsunami

Hendra mengatakan, PVMBG mengamati erupsi disertai aliran awan panas yang mencapai laut pada sektor timur laut dari Pulau Gunung Ruang pada Selasa pukul 08.35 Wita.

Kolom erupsi juga masih teramati dengan ketinggian sekitar 5.000 meter dari atas puncak dengan warna kelabu hingga tebal dan berintensitas tebal condong ke arah timur dan selatan.

Untuk saat ini, potensi bahaya akibat erupsi Gunung Ruang berupa awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik.

Namun, hal tersebut bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.

Hendra juga menerangkan, ada potensi tsunami setelah Gunung Ruang kembali meletus pada Selasa dini hari.

Ia meminta masyarakat di Pulau Tagulandang yang tinggal di dekat Gunung Ruang untuk mewaspadai potensi tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut atau runtuhnya tubuh gunung api ke dalam laut.

Selain itu, masyarakat setempat juga diminta mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, dan luruhan awan panas (surge).

Hendra meminta masyarakat dan pengunjung tidak memasuki radius tujuh kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.

Ia juga merekomendasikan, masyarakat yang bermukim di Pulau Tagulandang agar segera dievakuasi ke tempat aman karena wilayah mereka masuk radius tujuh kilometer dari pusat kawah aktif gunung tersebut.

Baca juga: Muncul Kilatan Petir di Puncak Gunung Ruang Saat Meletus, Ini Kata PVMBG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com