Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Kompas.com - 29/04/2024, 08:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan mesin pencari online, Google menampilkan tari Rangkuk Alu sebagai google doodle hari ini, Senin (29/4/2024).

Tari Rangkuk Alu adalah salah satu kebudayaan Indonesia yang berasal dari Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ilustrasi tari Rangkuk Alu sebagai google doodle ditampilkan berupa gambar bergerak atau animasi.

Animasi itu menunjukkan sepasang kaki yang sedang menari dan melompat untuk menghindari jepitan dua buah bambu.

Lantas, mengapa Google menampilkan tari Rangkuk Alu sebagai google doodle hari ini?

Baca juga: Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Itu Leap Day 2024?

Alasan tari Rangkuk Alu jadi google doodle

Google memilih kesenian Rangkuk Alu sebagai ilustrasi google doodle hari ini karena bertepatan dengan hari tari sedunia yang dirayakan setiap 29 April.

Tidak dijelaskan secara rinci mengapa Google memilih tema tarian Rangkuk Alu.

Namun, dilansir dari laman Google, perusahaan mesin pencari online asal Jerman itu memilih tema "Merayakan Tari Rangkuk Alu" sebagai google doodle hari ini karena ingin merayakan kesenian tersebut.

"Doodle ini merayakan tari Rangkuk Alu, sebuah genre tari dari Manggarai, Indonesia," tulisnya.

Google juga menjelaskan secara singkat bahwa tari Rangkuk Alu biasanya dilakukan saat Bulan purnama setelah panen.

Aktivitas itu menjadi cara yang menarik bagi warga untuk terhubung dengan budaya mereka.

Tari Rangkuk Alu ini dilakukan dengan cara melompati bambu yang bergerak. Oleh sebab itu, Google juga melibatkan animasi beberapa bilah bambu yang bergerak untuk merepresentasikan kesenian tersebut.

Baca juga: Kotak Suara Jadi Google Doodle Hari Ini, Begini Sejarahnya

Asal-usul Rangkuk Alu

Dikutip dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Rangkuk Alu awalnya adalah sebuah permainan tradisional masyarakat Manggarai Flores, NTT.

Untuk melakukan permainan tersebut, bambu akan disusun dan dimainkan dengan cara diayunkan seperti hendak menjepit kaki pemain lain, oleh beberapa orang pemain.

Salah satu atau dua dari pemain akan melompat-lompat menghindari jepitan dari bambu ini.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com