Rumah-rumah modern yang apik digunakan untuk memberi penghargaan kepada para elit Pyongyang, yang sebagian menjalankan profesi kesukaan rezim, seperti guru dan ilmuwan.
Lagu bertempo cepat itu sendiri dipenuhi lirik sarat pujian seperti, "Ayo bernyanyi, Kim Jong Un pemimpin besar" serta "Mari kita pamer tentang Kim Jong Un, seorang ayah yang ramah".
Baca juga: Korea Utara Menyensor Video Seorang Presenter yang Berkebun Pakai Celana Jeans
Peluncuran lagu Friendly Father terjadi tak lama setelah media pemerintah Korea Utara mengganti nama yang digunakan untuk hari libur umum.
Alih-alih menyebut hari libur umum tahunan yang merayakan kelahiran pendiri negara Kim Il Sung sebagai "Hari Matahari", media pemerintah mulai menyebutnya sebagai "Hari Libur April" yang lebih netral.
Sebagai informasi, dinasti keluarga Kim memerintah Korea Utara sejak didirikan setelah Perang Dunia II.
Dinasti Kim, termasuk Kim Il Sung (kakek Kim Jong Un) dan Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) memperkuat cengkeraman pada kekuasaan dengan membangun "kultus individu" di sekitar mereka.
Peneliti senior di Institut Unifikasi Nasional Korea, Hong Min mengatakan, perubahan nama hari libur mungkin merupakan bagian dari upaya Kim Jong Un untuk berdiri sendiri tanpa bergantung pada pendahulunya.
Menurutnya, Kim mungkin sedang menempa jalur ideologis yang berbeda untuk eranya sendiri.
Hal tersebut turut memicu spekulasi bahwa peluncuran lagu dan penggantian istilah merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat posisi Kim sebagai pemimpin Korea Utara.
"Dia ingin rakyatnya fokus pada prestasinya dibandingkan prestasi nenek moyangnya." kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.