Bulu yang diduga milik harimau jawa memiliki kemiripan DNA sebesar 97,06 persen dengan harimau sumatera dan 96,87 persen dengan harimau Bengal. Sementara spesimen museum harimau jawa mempunyai kemiripan sebesar 98,23 persen dengan harimau sumatera.
Namun, diagram garis keturunan genetik menunjukkan rambut diduga harimau jawa dan spesimen harimau jawa dari museum termasuk dalam kelompok yang sama.
Sementara rambut yang diduga milik harimau jawa memiliki diferensiasi genetik yang jelas dengan macan tutul jawa dan harimau sumatera.
Bulu diduga harimau jawa memiliki selisih jarak genetik yang lebih jauh dengan subspesies harimau lainnya yaitu harimau bengal, amur, dan sumatera, serta macan tutul jawa. Smntara jarak genetiknya dngan spesimen harimau jawa dari museum lebih dekat.
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti Brin menyimpulkan sampel rambut dari Sukabumi Selatan adalah milik harimau jawa. Sampel itu milik hewan yang termasuk dalam kelompok sama dengan spesimen harimau jawa di museum yang dikumpulkan pada 1930.
Meski begitu, peneliti belum menyebut harimau jawa benar-benar masih hidup di alam liar. Hal tersebut butuh dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.
Sebagai tambahan, Taman Nasional Ujung Kolon di Banten, Jawa Barat dulu merupakan rumah bagi harimau jawa yang telah punah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.