Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti BRIN Temukan DNA Harimau Jawa yang Punah 2003

Kompas.com - 24/03/2024, 12:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.comHarimau jawa atau Panthera tigris sondaica telah dinyatakan punah pada 2003. Hewan ini terakhir tampak pada 1976 di Gunung Betiri, Jawa Timur.

Dikutip dari Endangered Tigers, harimau jawa punah karena ada terlalu banyak manusia yang tinggal di Pulau jawa pada awal abad ke-20. Keberadaan manusia menghilangkan hutan habitat asli harimau menjadi perkebunan.

Tak hanya itu, harimau jawa juga punah akibat adanya perburuan, keracunan, dan penggundulan hutan. 

Namun belakangan, sejumlah peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2019 menemukan rambut yang diduga merupakan milik harimau jawa.

Hasil penelitian menunjukkan, rambut itu memiliki DNA yang dekat dengan spesimen harimau jawa.

Baca juga: Mengenal Harimau Sumatera yang Terancam Punah...


Penelitian rambut harimau jawa

Indonesia diketahui menjadi rumah bagi harimau sumatera, jawa, dan harimau bali. Harimau jawa dinyatakan punah pada 2003 dan harimau bali punah 2013. Pernyataan tersebut ditetapkan karena kedua harimau tidak tampak di alam selama 30 tahun.

Sejak saat itu, beredar banyak kabar keberadaan harimau jawa yang masih hidup. Terbaru, penelitian BRIN mungkin dapat mengarah ke keyakinan tersebut.

Empat peneliti BRIN yakni Wirdateti, Yulianto, Kalih Raksasewu, dan Bambang Adrianto menerbitkan penelitian berjudul Is the Javan Tiger Panthera Tigris Sondaica Extant? DNA Analysis of A Recent Hair Sample melalui Cambridge University Press pada 21 Maret 2024.

Penelitian ini berawal dari laporan seorang warga dan aktivis konservasi bernama Ripi Yanur Fajar yang melihat seekor harimau jawa di perkebunan dekat Desa Cipendeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat pada 18 Agustus 2019.

Saat kembali berkunjung ke lokasi tersebut pada 27 Agustus 2019, ditemukan sehelai rambut, yang diduga milik harimau. Helai rambut itu berada di pagar. Di sekitarnya juga ada jejak kaki dan bekas cakaran.

Sampel rambut diserahkan ke staf geologi yang melakukan penelitian di kawasan tersebut. Lalu, diteruskan ke Balai Konservasi Alam (BKSDA) jawa Barat. Pada 4 Maret 2022, BKSDA menyerahkan sampel rambut ke BRIN untuk analisis genetik.

Tim riset BRIN juga melakukan wawancara dengan Ripi yang melihat harimau tersebut pada 15-19 Juni 2022.

Baca juga: Disebut Sengaja Dibuat untuk Hiburan, Benarkah Harimau Putih Merupakan Kelainan Genetik?

Riset genetik ke rambut harimau

Satwa yang diduga Harimau Jawa terekam kamera jebakan di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. Sudah sejak 1989, hewan tersebut dinyatakan punah.Balai Taman Nasional Ujung Kulon Satwa yang diduga Harimau Jawa terekam kamera jebakan di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. Sudah sejak 1989, hewan tersebut dinyatakan punah.
Peneliti BRIN kemudian melakukan analisis genetik terhadap rambut diduga milik harimau jawa dengan rambut harimau sumatera dari Sumatera Utara untuk perbandingan.

"Kami membandingkan sampel tersebut dengan DNA dari bulu harimau sumatera, macan tutul jawa Panthera pardus melas, dan spesimen harimau jawa di museum yang dikumpulkan pada tahun 1930 yang semuanya diketahui asal usulnya," ujar peneliti dalam laporannya.

Hasilnya menunjukkan, sampel bulu yang diduga harimau jawa memiliki DNA yang sama dengan spesimen harimau jawa dari museum. Namun, DNA-nya berbeda dengan subspesies harimau lain dan macan tutul jawa.

Bulu yang diduga milik harimau jawa memiliki kemiripan DNA sebesar 97,06 persen dengan harimau sumatera dan 96,87 persen dengan harimau Bengal. Sementara spesimen museum harimau jawa mempunyai kemiripan sebesar 98,23 persen dengan harimau sumatera.

Namun, diagram garis keturunan genetik menunjukkan rambut diduga harimau jawa dan spesimen harimau jawa dari museum termasuk dalam kelompok yang sama.

Sementara rambut yang diduga milik harimau jawa memiliki diferensiasi genetik yang jelas dengan macan tutul jawa dan harimau sumatera.

Bulu diduga harimau jawa memiliki selisih jarak genetik yang lebih jauh dengan subspesies harimau lainnya yaitu harimau bengal, amur, dan sumatera, serta macan tutul jawa. Smntara jarak genetiknya dngan spesimen harimau jawa dari museum lebih dekat.

Berdasarkan temuan tersebut, peneliti Brin menyimpulkan sampel rambut dari Sukabumi Selatan adalah milik harimau jawa. Sampel itu milik hewan yang termasuk dalam kelompok sama dengan spesimen harimau jawa di museum yang dikumpulkan pada 1930.

Meski begitu, peneliti belum menyebut harimau jawa benar-benar masih hidup di alam liar. Hal tersebut butuh dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.

Sebagai tambahan, Taman Nasional Ujung Kolon di Banten, Jawa Barat dulu merupakan rumah bagi harimau jawa yang telah punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com