Di samping itu, menurut Slamet, tidak ada gejala spesifik pada kucing yang terinfeksi oleh Toxoplasma gondii.
Hanya saja, terkadang sebagian kucing mengalami diare. Sehingga menurutnya, diperlukan uji serologi untuk memastikan diagnosis.
Baca juga: Alasan Kucing Punya Dua Titik Botak di Antara Mata dan Telinga
Slamet mengungkapkan, kucing yang terinfeksi T. gondii akan mengeluarkan oosista bersamaan dengan tinja atau feses.
Untuk bisa berkembang lebih lanjut yang disebut bersporulasi, oosista membutuhkan lingkungan yang hangat dan lembap-basah selama 3-5 hari.
“Di tempat kering seperti pasir, oosista akan dehidrasi dan mati atau tidak bisa bersporulasi,” tutur Slamet.
Sementara oosista yang bisa bersporulasi, akan mencemari tanah, air, serta tumbuhan seperti rumput dan sayuran.
Oosista bersporulasi tersebut kemudian menghasilkan sporozoit yang bisa dengan sengaja atau tidak sengaja masuk ke manusia.
“Kemudian sengaja atau tidak sengaja, (akan) termakan, terminum, tertelan oleh manusia atau hewan, misal mencemari sayuran yang sering dimakan mentah seperti selada, kemangi, timun, rumput, dan lain-lain,” ungkap Slamet.
Baca juga: Jangan Bunuh Kutu Kucing dengan Dipencet, Ini Risikonya
Oosista yang tertelan tersebut akan menetas di dalam lambung manusia, dengan sporozoitnya akan menembus dinding usus.
Sporozoit itu kemudian terbawa aliran peredaran darah dan menempel pada organ-organ seperti otot dan janin.
"Setelah menempel pada janin, sporozoit akan membentuk cyste atau kista dalam jaringan dan bisa berhenti tumbuh dan dapat bertahan bertahun-tahun lamanya,” kata dia.
Slamet menuturkan, kista toksoplasma ini banyak ditemukan di hewan berdarah panas seperti kambing, domba, sapi, kerbau, ayam, itik, bebek, dan lain sebagainya.
“Suatu saat hewan ini disembelih dan daging yang mengandung cyste tidak dimasak sampai betul-betul matang, maka cyste yang termakan atau oosista bersporulasi yang tertelan akan berkembang dalam tubuh,” tuturnya.
“Sampai sini bisa diketahui bahwa penularan toxoplasmosis ke manusia justru melalui daging hewan yang tidak dimasak sempurna seperti steak, sate, tongseng, serta sayuran yang terkontaminasi oosista, jadi bukan karena kontak langsung dengan kucing,” imbuhnya.
Baca juga: Alasan Kucing Sering Menjilati Kaki Depannya Setelah Makan
Berikut sejumlah cara untuk mencegah agar kucing tidak terinfeksi T. gondii:
Selain itu, cara untuk mencegah agar T. gondii tidak menginfeksi manusia, antara lain:
Baca juga: Kisah Kucing Oyen 2 Kali Tersangkut Dinding, Diselamatkan Damkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.