Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Kitabisa soal Dugaan Penipuan Donasi Singgih Sahara, Raup Rp 86 Juta

Kompas.com - 20/03/2024, 19:17 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pihak Kitabisa angkat bicara mengenai kasus dugaan penipuan donasi yang dilakukan salah satu pemilik akun bernama Singgih Sahara. 

Dugaan ini berawal dari kecurigaan warganet terhadap cuitan pemilik akun Kitabisa bernama Singgih Shahara lewat akun X @singgihsahara.

Singgih awalnya membagikan permohonan bantuan dana untuk keluarganya. Dia mengaku ibunya sakit gagal ginjal dan sang anak mengalami kesulitan bicara atau speech delay.

Namun belakangan warganet di X atau Twitter mengaku curiga terhadap Singgih. Sebab, Singgih diduga membuka permintaan donasi beberapa kali. Dia juga meminta uang dengan cara menghubungi warganet melalui pesan pribadi atau DM di X.

Warganet menyebut, pelaku mendapat Rp 250 juta dari tindakannya itu. Uang itu digunakan untuk membiayai kebutuhan ibu dan anaknya, membayar kontrakan tempat tinggal Singgih dan keluarga, serta melunasi pinjaman online.

Baca juga: Dugaan Penipuan Donasi Kitabisa, Warganet Sebut Nilanya Rp 250 Juta


Total donasi dari Kitabisa

Public Relations Manager Kitabisa, Fara Devana membenarkan ibu dan anak Singgih Shahara memang sakit sesuai dengan tujuan penggalangan dana yang dilakukan.

Hal ini diketahui dari bukti rekam medis dari fasilitas kesehatan yang dikirimkan Singgih saat membuat akun Kitabisa. 

Selain itu, tim perwakilan Kitabisa juga telah memverifikasinya saat bertemu dengan Singgih yang tinggal di Semarang pada Selasa (19/3/2024).

"Dia menggalang dana pribadi untuk medis. Ibunya beneran sakit, anaknya beneran sakit. Kondisi ini ril dan nyata," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Berdasarkan penelusuran tim Kitabisa, Singgih diketahui mencari donasi di platform tersebut sejak 2021. Dia membuka dua penggalangan dana untuk ibu dan anaknya.

Menurut catatan Kitabisa, Singgih total mendapatkan uang sebesar Rp 86 juta dari dua penggalangan dana yang dibukanya. Dana tersebut sudah diambil 80 persen untuk membayar keperluan pengobatan.

Selain itu, uangnya digunakan sebagai biaya penunjang pengobatan seperti pembelian susu, mainan untuk terapi anak, dan transportasi rumah sakit.

Uang yang didapat dari Kitabisa juga dimanfaatkan untuk membayar kontrakan tempat tinggal Singgih dan keluarganya.

Singgih mengaku sisa dana yang didapat dari Kitabisa juga sudah dicairkan. Namun, ketika ditelusuri pihak Kitabisa, sebagian dana yang dia dapatkan tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.

"Singgih tidak bisa memberikan bukti penggunaan donasi dengan alasan nota terbuang dan sebagian donasi digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari," ungkap Fara.

Baca juga: Ramai soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche Disebut Lakukan Galang Dana, Ini Penjelasan Kitabisa

Kitabisa tutup akun Singgih

Fara mengungkapkan, Kitabisa memutuskan menutup akun penggalangan dana milik Singgih karena dia tidak sanggup memberikan bukti penggunaan dana donasi. Sisa uang yang belum ditarik akan dialihkan ke penerima bantuan lain.

Kitabisa juga meminta Singgih membuat pernyataaan tertulis bermaterai yang berisi janji pengembalian selisih donasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Perjanjian tersebut disaksikan pula oleh perangkat daerah sekitar tempat tinggalnya.

"Tim di lapangan akan follow up untuk pengembalian (donasi) dalam jangka waktu yang disepakati. Itu juga dia diawasi perangkat lingkungan setempat," tegasnya.

Fara menegaskan, Singgih berjanji mengembalikan donasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka kurang dari setahun kepada para donatur.

Kitabisa akan menyediakan fasilitas dan kebijakan pengembalian donasi bagi para donatur penggalangan dana karena Singgih terbukti menyalahi syarat dan ketentuan Kitabisa.

Donatur yang berdonasi kepada Singgih dan ingin mengajukan pengembalian dana, dapat mengecek email atau halaman Kabar Terbaru pada situs Kitabisa terkait teknis pengembalian donasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com