Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kosmonot yang Tahu Tidak Akan Kembali ke Bumi dalam Keadaan Hidup

Kompas.com - 16/03/2024, 15:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pada akhirnya, Soyuz 1 mau tidak mau diluncurkan sebelum semua masalah diselesaikan.

Komarov yang sudah ditugaskan mengawaki Soyuz 1 yakin bahwa ia akan tewas jika dirinya melanjutkan misi tersebut.

Tetapi, ia menolak untuk mundur demi melindungi Gagarin, kosmonot cadangan Soyuz 1 yang pada saat itu menjadi temannya.

Baca juga: Kisah Kapal Pesiar Mewah Tenggelam gara-gara Kapten Ingin Pukau Wanita

Soyuz 1 diluncurkan

Pada 23 April 1967, Soyuz 1 yang di dalamnya berisi Komarov diluncurkan ke ruang angkasa dari Kosmodrom Baikonur. Wahana ini mampu mengorbit Bumi sebanyak 16 kali dalam waktu 24 jam.

Namun, kesuksesan itu hanya sementara. Salah satu dari dua panel surya yang memasok energi Soyuz 1 untuk bermanuver gagal digunakan.

Soyuz 2 yang direncanakan menyusul Soyuz 1 pun batal diberangkatkan. Uni Soviet selanjutnya memerintahkan Komarov kembali ke Bumi.

Kendati demikian, Komarov tidak tahu bahwa masuk kembali ke Bumi akan berakibat fatal.

Ia mengalami kesulitan mengendalikan Soyuz 1. Dibutuhkan dua kali usaha sebelum akhirnya Komarov bersama Soyuz 1 masuk kembali ke Bumi.

Baca juga: Satelit NASA Memotret Fenomena Awan Berlubang di Langit Meksiko, Fenomena Apa Itu?

Komarov jatuh dari ruang angkasa

Ketika Soyuz 1 mencapai ketinggian 23.000 kaki, parasutnya yang seharusnya mengembang, gagal digunakan.

Soyuz 1 bersama Komarov akhirnya terjun bebas ke Bumi dan ia tewas dalam sebuah ledakan dahsyat.

Komarov kemungkinan tahu bahwa ia tidak akan kembali ke Bumi dalam keadaan hidup.

Dengan ratusan masalah pada Soyuz 1, ia tetap masuk ke wahana tersebut dan menjalankan misi di ruang angkasa, sebelum akhirnya tewas.

Gagarin mungkin merasa bahwa kematian Komarov seharusnya dapat dicegah jika misi Soyuz 1 tidak terlalu terburu-buru dilaksanakan.

Baca juga: Kosmonot Pertama Rusia Meninggal Di Usia 85 Tahun

Jasad Komarov hangus

Pejabat Uni Soviet yang mengetahui insiden Soyuz 1 memandangi jasad Komarov yang hangus sebelum mengkremasinya.

Setelah kematian Komarov, beredar spekulasi yang menyebutkan ia sempat mengata-ngatai Soyuz 1 karena tidak berfungsi dengan baik.

"Pesawat setan ini! Tak ada yang bisa saya lakukan dengan baik," demikian klaim pos radio AS di Turkiye yang mendengar kalimat terakhir Komarov.

Namun, Uni Soviet membantah rekaman tersebut dan menyatakan, Komarov berkata ,"Saya merasa sangat baik, semuanya beres" dan "Terima kasih telah mentransmisikan semua itu".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com