Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran Ukraina, Guru Besar UI: Bisa Kehilangan Kewarganegaraan

Kompas.com - 16/03/2024, 15:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepuluh warga negara Indonesia (WNI) disebut menjadi tentara bayaran Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Hal tersebut diketahui dari data yang diungkap Kedutaan Rusia di Indonesia yang bersumber dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Dilansir dari Antara, Jumat (15/3/2024), Rusia menyebutkan 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina sejak 24 Februari 2022, namun 5.962 di antaranya sudah tewas.

Negara tersebut juga mengeklaim, empat dari sepuluh WNI yang menjadi tentara bayaran Ukraina telah tewas.

Baca juga: Beda Sikap AS dan Rusia Tanggapi Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count Pilpres 2024

Respons Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) buka suara soal kabar yang menyebutkan 10 WNI menjadi tentara bayaran Ukraina.

Juru Bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut.

Ia juga meminta awak media untuk mengonfirmasikan kabar 10 WNI menjadi tentara bayaran Ukraina tersebut kepada Rusia.

"Informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut. Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki," ujar Iqbal.

Baca juga: Daftar Musuh Putin yang Tewas Misterius, Terbaru Yevgeny Prigozhin

Dubes Ukraina membantah

Kabar soal sepuluh WNI bergabung menjadi tentara bayaran dalam perang melawan Rusia juga direspons oleh Duta Besar Ukraina di Jakarta, Vasyl Hamianin.

Ia menyampaikan bahwa Rusia melakukan kebohongan secara konsisten selama berperang.

Hamianin balik menuduh Rusia bahwa merekalah yang justru menggunakan warga asing dan tentara bayaran untuk menyerang Ukraina.

"Minta mereka tunjukkan bukti dan fakta," katanya, dikutip dari Kompas.id, Jumat.

Meski begitu, informasi yang dikumpulkan Kompas.id menunjukkan, Ukraina sebenarnya juga menggunakan warga asing dalam perang melawan Rusia.

Namun, Ukraina membantah bahwa mereka adalah tentara bayaran. Ukraina mengatakan, mereka adalah bagian dari militer negaranya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa sebanyak 20.000 orang dari 52 negara bergabung dalam Legiun Internasional.

Legiun tersebut terdiri atas warga asing yang membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?

Bisa kehilangan status WNI

Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menjelaskan, ada konsekuensi yang menanti sepuluh WNI jika mereka terbukti bergabung menjadi tentara bayaran Ukraina.

Sepuluh WNI tersebut dapat kehilangan status kewarganegaraan Indonesia berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

"Iya bisa kehilangan. Ini tidak ada kaitan (dengan) lemah tidaknya pengawasan Kemlu (Kementerian Luar Negeri)," ujar Hikmahanto ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Merujuk Pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006, ada beberapa hal yang menyebabkan seorang WNI kehilangan status kewarganegaraannya, yakni:

  • Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri
  • Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu
  • Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan
  • Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Presiden
  • Secara sukarela masuk ke dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
  • Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut
  • Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat kewarganegaraan untuk suatu negara asing
  • Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
  • Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun itu berakhir dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Meski begitu, ketentuan yang mengatur status WNI dapat hilang pada Pasal 23 tidak berlaku jika mereka mengikuti program pendidikan di negara lain yang mengharuskan mengikuti wajib militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com