Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Musim Pancaroba Terjadi di Indonesia? Simak Tanda-tandanya

Kompas.com - 25/02/2024, 20:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, puncak musim hujan di sejumlah wilayah Indonesia sudah terlewati, khususnya bagian selatan Indonesia.

Setelah melewati puncak musim hujan, wilayah Indonesia tersebut akan memasuki musim pancaroba atau peralihan musim, sebelum akhirnya mengalami musim kemarau.

Musim pancaroba adalah kondisi transisi atau pergantian musim ke musim lainnya. Misalnya musim hujan ke kemarau atau sebaliknya.

Dilansir dari laman BPBD Jawa Timur, musim pancaroba berdampak pada perubahan cuaca dengan cepat dan tidak menentu. Hal tersebut dapat memicu terjadinya potensi bencana alam.

Lantas, kapan musim pancaroba terjadi?

Baca juga: BMKG: Ini Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 25-26 Februari 2024

Penjelasan BMKG

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memperkirakan, musim pancaroba di Indonesia akan terjadi pada Maret-April 2024.

Pihaknya menyebutkan, analisis dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG mendapati saat ini puncak musim hujan telah terlewati di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia.

"Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April," kata dia, dilansir dari laman BMKG.

Memasuki musim pancaroba, Dwikorita mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

Ia menjelaskan, cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi jelang memasuki musim pancaroba.

Selain itu, potensi bencana seperti angin puting beliung dan fenomena hujan es juga bisa terjadi.

Baca juga: BMKG Ungkap Potensi Banjir pada Maret 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Ciri-ciri musim pancaroba

Menurut Dwikorita, ciri-ciri musim pancaroba adalah terlewatinya puncak musim hujan. Di Indonesia, puncak musim hujan terjadi pada Februari 2024.

Memasuki Maret, kata Dwikorita, Indonesia diperkirakan akan mengalami musim peralihan atau pancaroba.

Selain terlewatinya puncak musim hujan, ciri-ciri musim pancaroba lainnya adalah pola hujan yang terjadi pada sore hingga menjelang malam hari.

Hujan tersebut umumnya didahului adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

"Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan," terang Dwikorita.

Karakteristik hujan pada musim pancaroba, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Apabila kondisi atmosfer menjadi tidak stabil, potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkatkan.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," terangnya.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis Ex-TC Lincoln, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Halaman:

Terkini Lainnya

Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Tren
10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

Tren
Pertandingan Indonesia vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Tren
Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Tren
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

Tren
Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com