Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Helikopter Jatuh di Halmahera, Semua Penumpang Meninggal Dunia

Kompas.com - 22/02/2024, 08:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah helikopter dari Indonesia Weda Industrial Park (IWIP) ditemukan jatuh di hutan Halmahera Tengah, Maluku Utara, pada Rabu (21/2/2024).

Helikopter tipe Bell 429 dengan nomor registrasi PK-SW tersebut sebelumnya dilaporkan hilang kontak sejak Selasa (20/2/2024).

Kepala Kantor Basarnas Ternate Fathur Rahman mengatakan, tiga orang meninggal dunia dalam peristiwa jatuhnya helikopter IWIP.

Korban tewas terdiri dari dua kru dan satu penumpang, yakni kapten Agus Sumaryanto, kopilot Agus Sumaryanto, dan penumpang bernama Umar Ali.

Berikut fakta helikopter jatuh di Halmahera.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: AirAsia QZ8501 Jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah

1. Sempat terdengar suara ledakan

Fathur menyampaikan, helikopter dari IWIP yang ditemukan jatuh awalnya hilang kontak pada Selasa siang ketika melewati ketinggian 2.000 kaki.

Namun, pilot mengaku mendengar suara ledakan pada petugas pendaratan.

Hal ini terekam dalam rekaman radio penerbangan yang berisi pembicaraan petugas pendaratan helikopter dengan pilot.

Fathur menjelaskan, menurut keterangan yang didapat dari perusahaan, helikopter tersebut digunakan untuk logistik eksplorasi.

Baca juga: Hilang Sejak 2014, Peneliti Duga Pesawat Malaysia MH370 Berada di Barat Perth, Australia

2. Korban meninggal dievakuasi melalui jalur darat

Fathur menyampaikan, dua kru dan satu penumpang dalam helikopter ditemukan dalam kondisi meninggal.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu, penemuan ketiga korban meninggal bermula ketika petugas mendapati serpihan helikopter pada pukul 09.55 WIT.

Petugas pun langsung melakukan evakuasi terhadap korban meninggal pada pukul 10.50 WIT.

Fathur menerangkan, evakuasi korban meninggal dilakukan melalui jalur darat. Proses evakuasi memakan waktu tiga jam.

Baca juga: Viral, Foto Malaysia Airlines MH370 Ditemukan di Bawah Laut, Ini Faktanya

3. Pesan terakhir pilot

Diberitakan oleh Kompas.com, Rabu, helikopter yang jatuh di Halmahera sempat melakukan kontak radio pada Selasa pukul 12.41 WIT.

Helikopter tersebut kemudian berangkat dari Kaorahai (KRH) atau IWIP menuju Jiguru pukul 12.44 WIT.

Ketika helikopter melewati ketinggian 2.000 kaki dan memasuki area Jiguru, pilot memberikan laporan dan melaporkan bahwa helikopter diperkirakan landing pukul 12.47 WIT di Jiguru.

Berdasarkan rekaman terakhir dengan KRH radio, pilot sempat mengutarakan pesan terakhir, yaitu "call again leaving Jiguru" sekitar pukul 12.47 WIT.

Radio di KRH pun menunggu pilot untuk menghubungi kembali jika sudah meninggalkan Jiguru.

Namun, Helicopter Landing Officer (HLO) ke ruang radio untuk meminta izin mengontak pilot dikarenakan mereka menerima informasi bahwa terdengar suara ledakan.

KRH radio belum mendapat respons dari pilot pukul 13.15-13.25 WIT setelah menerima informasi dari HLO.

Dari keterangan kru PK WSW, pilot melanjutkan perjalanan menuju PN East.

Baca juga: Helikopter Wisata Jatuh di Dekat Gunung Everest, Pilot dan Semua Penumpang Ditemukan Tewas

4. Helikopter sewaan

Helikopter dari IWIP yang jatuh di Halmahera ternyata merupakan sewaan milik Whitesky Aviation, kontraktor helikopter untuk PT Weda Bay Nickel (WBN).

Dilansir dari Kompas.id, Rabu, lokasi jatuhnya helikopter tersebut berada di antara kawasan Pinto dan Pit Kaurahe.

Communication Officer Weda Bay Project Bilal Sau menjelaskan, helikopter yang jatuh tengah mengangkut logistik untuk tim eksplorasi.

Ia menegaskan, helikopter tersebut terbang dalam kondisi yang layak ketika dijadwalkan menempuh perjalanan untuk rute Kaorahai-Jiguru-PNE-Kaorahai.

Baca juga: Kondisi Cuaca dan Medan Hutan Kerinci Tempat Pendaratan Darurat Helikopter Kapolda Jambi

5. KNKT turun tangan

Jatuhnya helikopter dari IWIP tengah diusut oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan tim, termasuk perusahaan tambang.

Hal tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait penyebab jatuhnya helikopter.

Ia menerangkan, helikopter tersebut diperkirakan jatuh 3-4 kilometer dari wilayah perusahaan.

"Termasuk kami akan wawancara dengan beberapa orang yang kiranya ada kaitan dengan kecelakaan tersebut," ujar Soerjanto.

(Sumber: Kompas.com/Yamin Abdul Hasan | Editor: Andi Hartik, Aloysius Gonsaga AE, Phytag Kurniati).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com