Setiap harinya, para pendeta dan penjaga akan bergiliran memberi makan, menyapu sisa makanan, serta membersihkan kotoran tikus.
Baca juga: Peneliti Temukan 2.000 Mumi Kepala Domba Jantan di Kuil Ramses II, untuk Apa?
Legenda mengatakan, kuil ini berawal saat inkarnasi Dewa Durga, yaitu Karni Mata, meminta Dewa Kematian Yama untuk menghidupkan kembali salah satu anak dari anggota klannya yang meninggal.
Dewa Yama mengabulkan permintaan Karni Mata dan mereka membuat kesepakatan, yang berisi bahwa semua anggota sukunya akan terlahir kembali sebagai tikus.
Tikus-tikus yang lahir ini akan dilahirkan kembali dalam klan yang sama.
Dalam agama Hindu, kematian menandai akhir dari satu babak dan permulaan babak baru menuju kesatuan jiwa dengan alam semesta.
Siklus transisi ini dikenal sebagai samsara, dan itulah sebabnya tikus-tikus di Kuil Karni Mata diperlakukan seperti bangsawan.
Meskipun asal muasal pemujaan tikus di India dimulai pada abad ke-15, Kuil Karni Mata dibangun pada awal 1900-an, dilansir dari Atlas Obscura.
Kuil ini dibangun dengan tujuan untuk menghormati Karni Mata dan para pengikutnya yang bereinkarnasi.
Baca juga: Kuil Buddha di Thailand Dikosongkan Setelah Semua Biksu Dinyatakan Positif Sabu
Oleh karena itu, air yang diminum oleh tikus dianggap suci, dan memakan sisa air tikus dipercaya membawa keberuntungan bagi mereka yang berziarah ke kuil, dikutip dari Atlas Obscura.
Pengunjung akan semakin dianggap beruntung apabila mereka melihat tikus putih, terlebih jika tikus itu sampai melintasi kaki mereka.
Tikus putih yang ada di Kuil Karni Mata diyakini merupakan manifestasi dari Karni Mata sendiri dan keempat putranya.
Diperkirakan, saat ini ada sekitar 10 ekor tikus putih yang hidup di dalam kuil tersebut bersama jenis tikus lainnya.
Meskipun demikian, beberapa hal seperti makanan, perkelahian, dan banyaknya hewan yang hidup di kuil tersebut membuat tikus-tikus di Karni Mata rentan terhadap penyakit.
Gangguan perut dan diabetes menjadi dua penyakit umum yang paling sering diderita para tikus.
Setiap beberapa tahun sekali, epidemi tikus juga memusnahkan beberapa kelompok tikus di kuil tersebut.
Walaupun sering terserang penyakit, tikus yang ada di kuli ini tidak berbahaya. Sejauh ini, tidak ada kasus manusia yang tertular penyakit dari tikus di kuil.
Baca juga: Arkeolog Temukan Kuil Matahari Berusia 4.500 di Mesir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.