Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpeluang Tak Lolos Parlemen, Minimnya Figur Kunci Dinilai Jadi Penghambat "Jokowi Effect" di PSI

Kompas.com - 19/02/2024, 11:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "PSI partainya Jokowi", begitulah slogan yang kerap digaungkan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) selama kontestasi Pemilu 2024.

Penunjukan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum (Ketum) PSI juga dianggap sebagai upaya untuk menegaskan klaim mereka sebagai "partainya Jokowi".

Berdasarkan hasil sementara real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) data 56 persen, PSI hanya meraup 1.892.520 suara atau 2,78 persen.

Hasil serupa juga terlihat dalam quick count dari lembaga Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan bahwa PSI hanya meraup 2,66 persen suara.

Baca juga: Hasil Real Count Pileg Data 51,28 Persen: 9 Parpol Berpeluang Lolos Parlemen

Dengan hasil itu, PSI lagi-lagi berpeluang tak lolos ke parlemen.

Untuk lolos ke parlemen, partai politik harus memenuhi minimal ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, yakni 4 persen.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Lantas, mengapa PSI masih sulit mengejar ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, meski sudah "membawa" nama Jokowi?

Baca juga: Kata KPU soal Dana Kampanye PSI Sebesar Rp 180.000 yang Disebut Salah Input

Minimnya figur kunci di PSI

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai, ada beberapa faktor yang membuat suara PSI masih rendah, meski sudah mengidentikkan diri dengan Jokowi.

Menurutnya, minimnya figur-figur kunci menghambat suara PSI pada Pemilu 2024.

Padahal, figur kunci itu bisa dimobilisasi dan menjadi sebuah insentif politik elektoral.

"Partai politik kita kan menitikberatkan pada figur politik kunci, misalnya PDI-P ada faktor Megawati, Soekrno, ada faktor jokowi juga," kata Adi, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (18/2/2024).

"Kalau melihat Gerindra pasti ada faktor Prabowo. Kalau melihat Partai Demokrat, ada faktor Pak SBY Di PSI, belum ada figur yang bisa menjadi magnet," sambungnya.

Ia menjelaskan, kehadiran Kaesang Pangarep di PSI saja tak cukup untuk mengerek popularitas partai berlambang bunga mawar merah itu.

Baca juga: PSI Dulu Hadiahi Prabowo Piala Kebohongan, Kini Berikan Dukungan

Sebab, popularitas Kaesang tak setinggi kakaknya, Gibran Rakabuming Raka.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com