Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Bagaimana Sikap Presiden Terdahulu?

Kompas.com - 25/01/2024, 13:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pada 2014, Presiden SBY tidak terlihat terang-terangan mendukung salah satu capres-cawapres.

Sebagai informasi, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 terdiri dari dua calon, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

Tapi, dikutip dari Kompas.com, Senin (30/6/2014), Partai Demokrat yang diketuai SBY mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo-Hatta.

Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, keputusan tersebut diambil atas perintah Ketua Umum Partai Demokrat, SBY.

"Sekarang saudara-saudara lihat, para petinggi Demokrat yang hadir di sini komplet. Di Partai Demokrat, mekanismenya terstruktur dan jelas satu kontrol dari ketua umum," kata Syarief.

Baca juga: Jokowi Klaim Presiden-Menteri Boleh Memihak dan Berkampanye, Ini Kata Sejumlah Capres-Cawapres

Era Pemilu 2009

Kondisi berbeda terjadi pada Pemilu 2009. Saat itu, meski tidak menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, SBY tetap melaksanakan kampanye karena kembali mencalonkan diri menjadi presiden.

Menteri Dalam Negeri era SBY, Gamawan Fauzi menyampaikan, SBY kala itu mengajukan cuti untuk melaksanakan kampanye capres-cawapres.

Menurutnya, Pasal 87 UU Nomor 8 Tahun 2012 mengatur kampanye yang diikuti pejabat negara, termasuk presiden dan wapres, salah satunya harus memenuhi keharusan menjalani cuti di luar tanggungan negara.

Namun demikian, tidak ada ketentuan mengenai sanksi bagi pelanggaran terhadap ketentuan tersebut.

Pasal 13 PP Nomor 18 Tahun 2013 turut mengatur ketentuan cuti presiden dan wapres yang akan berkampanye.

Dalam ketentuan itu disebutkan pelaksanaan cuti presiden dan wapres dilakukan berdasarkan kesepakatan keduanya.

Baca juga: Dua Sisi Jokowi, Tekankan Netralitas Pemerintah dan Aparat, tapi Nyatakan Presiden-Menteri Boleh Memihak

Era Pemilu 2004

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri meninggalkan lokasi usai sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2018 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2017). Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato, yakni pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun RI ke 73.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBEL Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri meninggalkan lokasi usai sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2018 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2017). Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato, yakni pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun RI ke 73.

Pada Pemilu 2004, kontestasi pemilihan umum secara langsung untuk pertama kalinya terjadi.

Saat itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri masih menjabat sebagai presiden.

Diberitakan Kompas.id, Megawati turut menjadi kontestan dan maju sebagai capres bersama dengan Hasyim Muzadi.

Selain Megawati-Hasyim, kontestasi Pemilu 2004 diikuti empat pasangan lain, yakni Hamzah Haz-Agum Gumelar, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Wiranto-Salahuddin Wahid, dan SBY-JK.

Pasangan SBY-JK pun mengalahkan presiden petahana Megawati di putaran kedua dengan persentase suara 60,62 persen dari seluruh surat suara sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Tren
9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

Tren
Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Tren
Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Tren
'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com