Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kecelakaan Beruntun di Puncak Bogor

Kompas.com - 24/01/2024, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

2. Penyebab

Dilansir dari Kompas.comSelasa (23/1/2024), Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, kecelakaan beruntun di Puncak Bogor terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Sementara itu, Rizky Guntama menjelaskan, kecelaan beruntun ini besar kemungkinan disebabkan oleh truk boks yang mengalami rem blong.

Kendati begitu, penyebab pasti dari kecelakaan beruntun ini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

"Tetapi masih ditangani oleh anggota untuk lebih jelasnya bagaimana," ujar Rizky.

3. Daftar kendaraan yang terlibat

Kanit Lantas Polsek Cisarua Ipda Sardo mengungkapkan, kecelakaan beruntun di Puncak Bogor ini melibatkan 10 kendaraan, meliputi:

  • 5 mobil
  • 1 truk pengangkut air mineral
  • 1 truk boks
  • 2 angkot
  • 1 mobil pribadi

Terpisah, Kepala Satlantas Kepolisian Resor Bogor AKP Rizky Guntama menambahkan ada empat sepeda motor yang juga ikut terlibat.

Baca juga: Dugaan Penyebab Tabrakan Beruntun di Puncak Bogor, Ini Penjelasan Polisi

4. Daftar korban

Kecelakaan beruntun di Puncak Bogor mengakibatkan sebanyak 17 orang mengalami luka, dikutip dari Kompas.comSelasa (23/1/2024).

"Update total korban bertambah dan ada 17 orang, luka berat dua orang dan luka ringan 15 orang. Untuk korban meninggal tidak ada," ucap Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ipda Angga Nugraha setelaha mendata korban.

Lebih lanjut Angga menjelaskan, 17 korban itu mengalami luka-luka pada bagian tubuhnya, termasuk sopir truk boks.

Belasan korban yang mengalami luka-luka kemudian dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG), Cisarua, Puncak Bogor.

Sementara itu, Direktur Media dan Keperawatan RSPG Cisarua, Dr Niluh Darma Kertinatih mengatakan, 17 korban terdiri dari 6 perempuan dan 11 laki-laki.

"Dari 17 orang tersebut, itu ada 6 perempuan dan 11 laki-laki dan ada 4 orang anak-anak, 1 laki-laki 3 perempuan," jelas Niluh.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, diagnostik, dan pemeriksaan penunjang, sebanyak 14 orang sudah dipulangkan dan melakukan rawat jalan, sedangkan tiga lainnya masih dirawat karena ada cedera kepala ringan.

Niluh memastikan, seluruh pasien sudah ditangani sesuai dengan kondisi keparahannya.

5. Bengkel dan rumah makan hancur

Dalam kecelakaan beruntun di Puncak Bogor ini, dua bangunan bengkel di pinggir jalan dan satu rumah makan hancur karena ditabrak oleh truk boks yang diduga mengalami rem blong itu.

Salah satu korban kecelakaan, Yusril (43) yang juga pemilik bengkel mengatakan, saat itu ia sedang bekerja memasang ban dan memperbaiki kendaraan di dalam bengkelnya, dikutip dari Kompas.comSelasa (23/1/2024).

"Posisi saya sama teman saat itu lagi pasang ban di dalam bengkel. Terus tiba-tiba truk boks itu kenceng masuk (nabrak)," ujarnya.

Seketika itu juga, ia langsung buru-buru loncat, sementara truk boks menabrak dan merusak tembok bengkelnya hingga hancur.

Beruntungnya, Yasris berhasil menyelamatkan diri dengan nekat loncat keluar dari bengkel.

"Jadi suara benturan aja yang langsung kita denger, duk, duk, duk. Setelah saya denger itu, saya langsung keluar dan tahu-tahu truk boks sudah masuk (nabrak) ke bengkel, kenceng dari atas," jelasnya.

"Pas saya lihat, saya langsung loncat, kalau enggak loncat dua langkah aja, kita bisa tewas," imbuhnya.

Selain bengkel, truk boks juga menghantam tembok pilar rumah makan hingga barang-barangnya berhamburan dan berserakan ke jalan.

Truk boks itu nyangkut dan terhenti usai menabrak rumah makan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com