Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perawat di Texas Didiagnosis Kanker Paru Stadium 4, Ketahuan Usai Berolahraga

Kompas.com - 16/01/2024, 16:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Salah satu kanker paling mematikan

Menurut National Cancer Institute (NCI), kanker paru-paru adalah jenis kanker paling mematikan di AS.

Penyakit ini menyumbang satu dari lima kematian akibat kanker, diikuti oleh kanker kolorektal yang menyebabkan satu dari 10 kematian akibat kanker.

Sekitar 53 persen kasus terdiagnosis ketika penyakit telah menyebar ke beberapa organ lain.

Sebagian besar kanker paru-paru terdiagnosis pada stadium lanjut karena gejalanya tidak muncul sampai kanker tersebut berkembang cukup cepat.

Tingkat kelangsungan hidup juga turun secara signifikan dalam kasus-kasus ini, dengan kurang dari 10 persen yang bertahan hidup selama lima tahun.

Hanya satu dari empat pasien kanker paru-paru yang bertahan hidup setelah lima tahun.

Ada dua jenis utama kanker paru-paru yaitu sel kecil dan non-sel kecil.

Kanker paru-paru non-sel kecil adalah jenis yang paling umum, mencakup sembilan dari 10 diagnosis kanker paru-paru, dan biasanya tumbuh lebih lambat.

Gejala kanker paru-paru

Dilansir dari American Cancer Society, kebanyakan kanker paru-paru tidak menimbulkan gejala apa pun sampai sudah menyebar.

Namun demikian, beberapa orang dengan kanker paru-paru tahap awal memang memiliki gejala.

Gejala kanker paru-paru yang paling umum adalah:

  • Batuk yang tidak kunjung hilang atau semakin parah
  • Batuk darah atau dahak berwarna karat
  • Nyeri dada yang seringkali memburuk saat bernapas dalam-dalam, batuk, atau tertawa
  • Suara serak
  • Kehilangan selera makan
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Sesak napas
  • Merasa lelah atau lemah
  • Infeksi seperti bronkitis dan pneumonia yang tidak kunjung sembuh atau terus muncul kembali
  • Mengi.

Jika kanker paru-paru menyebar ke bagian tubuh lain, hal ini dapat menyebabkan:

  • Nyeri tulang (seperti nyeri di punggung atau pinggul)
  • Perubahan sistem saraf (seperti sakit kepala, kelemahan atau mati rasa pada lengan atau kaki, pusing, masalah keseimbangan, atau kejang), akibat kanker yang menyebar ke otak
  • Menguningnya kulit dan mata (penyakit kuning), akibat kanker menyebar ke hati
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (kumpulan sel sistem kekebalan tubuh) seperti di leher atau di atas tulang selangka.

Baca juga: 11 Gejala Kanker Paru-paru pada Wanita, Salah Satunya Nyeri Punggung

Paparan asap rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru

Dokter mengatakan, merokok adalah salah satu penyebab utama kanker paru-paru.

Meskipun Tiffany mengatakan bahwa dia tidak pernah merokok, namun paparan asap rokok juga terbukti meningkatkan risiko ini.

Selain itu, laki-laki hampir dua kali lebih mungkin terkena kanker paru-paru dibandingkan perempuan pada tahun 1980 an. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat merokok dan paparan zat-zat seperti asbes di tempat kerja.

Namun seiring dengan menurunnya penggunaan rokok dan meningkatnya peraturan keselamatan, pola tersebut telah berubah. Di mana, perempuan muda dan setengah baya kini memiliki tingkat diagnosis penyakit yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Beberapa bukti menunjukkan kondisi tersebut disebabkan lantaran perempuan lebih lambat berhenti merokok.

Tumor Tiffany memiliki mutasi genetik yang dikenal sebagai EGFR (epidermal growth factor receptor). Hal itu berarti, kanker menyebabkan kelebihan protein EGFR yang dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker paru-paru.

Selain itu, hal tersebut juga membuatnya memenuhi syarat untuk uji klinis obat yang secara khusus menargetkan mutasi.

“Prognosis kanker paru-paru sangat buruk, dan kemoterapi tidak memiliki rekam jejak yang baik, terutama untuk subtipe kankernya,” kata suami Tiffany, Nick.

Namun demikian, Tiffany mengatakan, meskipun telah menjalani terapi baru, tumor utama di paru-parunya terus tumbuh, dan pengobatannya saat ini tidak lagi efektif. 

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita pada akhirnya, jadi sebaiknya kita hidup saja setiap saat," katanya.

Baca juga: Studi: Tinggal di Dekat Jalan Raya Tingkatkan Risiko Kanker Paru-Paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com