Militer AS dan Inggris melancarkan serangan terhadap markas Houthi di wilayah Yaman yang pada Kamis (11/1/2024), dikutip dari CNN.
Serangan ini merupakan respons setelah Presiden AS Joe Biden dan sekutunya memperingatkan bahwa kelompok militan yang didukung Iran akan menanggung konsekuensi serangan yang dilakukan kepada pelayaran komersial di Laut Merah dan Yaman.
Presiden AS Joe Biden mengatakan ia memerintahkan serangan itu sebagai tanggapan terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS, bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh Houthi,” ungkap Biden dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
Ia menyebut bahwa Houthi sebagai kelompok militan Yaman sudah membahayakan kebebasan navigasi di Yaman yang salah satu jalur pelayaran paling penting di dunia.
Biden menambahkan bahwa ia tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat AS dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan.
Terpisah, Komandan Pusat Angkatan Udara AS Letjen Alex Grynkewich mengatakan awalnya pasukan AS dan sekutunya menyerang lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi militan Houthi yang didukung Iran.
Namun, pada Jumat (12/1/2024) sore hari, Direktur Staf Gabungan Letjen Douglas Sims II mengatakan 12 lokasi lainnya juga diserang pada hari Kamis setelah “keputusan segera” menyusul serangan awal.
Juru Bicara Militer Yaman, Yahya Saree Anu mengatakan, serangan tersebut telah menewaskan 5 orang dan melukai 6 orang lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.