Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

55,3 Persen Wanita Jepang Tak Puas dengan Suami, Apa Alasannya?

Kompas.com - 14/01/2024, 13:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Istri berharap suami mengerjakan hal-hal kecil

Survei juga memuat pertanyaan terkait pekerjaan rumah tangga apa yang diinginkan sang istri dapat dilakukan oleh suami.

Sekitar 27 persen pasangan yang tidak memiliki anak dan 40 persen dari mereka yang sudah memiliki anak memilih jawaban "pekerjaan rumah yang tidak disebutkan namanya".

Jawaban ini meliputi tugas-tugas yang sering tidak dianggap sebagai pekerjaan rumah tangga, tetapi penting dalam kehidupan sehari-hari.

Tindakan tersebut mencakup membuang dan mengganti gulungan tisu toilet baru, serta membuka gulungan kaus kaki kotor yang menggembung dan memasukkannya ke dalam keranjang cucian.

Pada kolom tanggapan bebas, sejumlah wanita juga menuliskan sederet keluhan mengenai pekerjaan rumah tangga suami yang terkesan berkaitan dengan hal-hal sepele tersebut.

Misalnya, keluhan berupa "dikerjakan dengan setengah hati dan akhirnya harus dikerjakan ulang", serta "dia kurang kesadaran untuk memperhatikan dan melakukan tugas-tugas lain".

"Tanpa gambaran lengkap tentang pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak, mustahil melihat pekerjaan rumah yang bahkan tidak ada namanya. Suami diharapkan lebih sadar akan perannya dalam rumah tangga," tulis lembaga penelitian tersebut.

Baca juga: 4 Rahasia Panjang Umur dan Hidup Bahagia ala Orang Jepang

Banyak wanita tak mau memikul beban istri dan ibu

Di sisi lain, Perdana Menteri Fumio Kishida sempat memperingatkan bahwa Jepang berada di ambang tidak mampu mempertahankan fungsi sosial sebagai akibat dari krisis demografi.

Populasi di wilayah ini menyusut pada tingkat mengkhawatirkan, yang menandakan krisis ekonomi dan sosial akan segera terjadi.

Dikutip dari Japan Times, Jumat (27/1/2023), penyebab krisis ini adalah wanita yang tidak bahagia dengan pilihan hidupnya, lebih memilih untuk tetap melajang atau tidak mau memikul beban yang timbul sebagai istri dan ibu.

Data pemerintah menunjukkan, wanita menikah yang memiliki anak kecil rata-rata menghabiskan lebih dari tujuh jam sehari untuk mengurus rumah tangga tanpa bayaran, atau sekitar empat kali lipat dibandingkan laki-laki.

Bahkan, saat suami mendukung dan mencoba mengurangi beban, wanita tetap menghadapi hambatan.

Wanita diharapkan untuk menikah dan memulai sebuah keluarga. Namun, wanita yang bekerja pun diharapkan melakukan sebagian besar tugas rumah tangga.

Oleh karenanya, wanita di negara ini cenderung menginginkan lebih banyak kendali atas hidup dan lebih banyak kesetaraan dengan laki-laki dalam hal pekerjaan dan rumah tangga.

Meski permintaan ini tergolong tidak terlalu besar, pemerintahan Jepang selama beberapa generasi telah gagal mewujudkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com