Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Platipus Terancam Punah

Kompas.com - 27/12/2023, 23:17 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

KEBETULAN saya tahu bahwa evolusionis Richard Dawkins adalah doktor bimbingan Nikolaas Tinbergen sebagai Nobel lauretae bidang fisiologi 1973 bersama Konrad Lorenz dan Karl von Frisch.

Namun saya tidak tahu bahwa tesis doktoral Dawkins adalah tentang perilaku mematuk selektif ayam peliharaan.

Semula saya juga tidak tahu bahwa Richard Dawkins ternyata berbagi perhatian dengan Umberto Eco terhadap satwa enigmatik yang disebut sebagai platipus.

Sementara Dawkins mencurahkan perhatian terhadap platipus di dalam buku “The Ancestor’s Tale”, Eco mengangkat platipus sebagai judul buku “Kant and The Platypus” .

Saya pribadi juga tertarik kepada hewan gado-gado bermoncong bebek, berekor biwara, berkaki berang-berang tergolong marsupial serta mamalia bertelur yang tidak melahirkan.

Ketika platipus pertama kali ditemukan oleh orang Eropa pada 1798, kulit dan sketsa platipus dikirim ke Inggris oleh Kapten John Hunter, Gubernur kedua New South Wales.

Pada awalnya, para ilmuwan Inggris menduga atribut-atribut tersebut adalah bohongan alias hoax belaka.

George Shaw membuat deskripsi pertama satwa aneh ini di dalam journal Naturalist's Miscellany pada 1799, menyatakan bahwa mustahil untuk tidak meragukan keasliannya.

Sementara Robert Knox meyakini bahwa hewan ini dibuat oleh seorang ahli taksidermis Asia.
Semula dianggap bahwa seseorang telah menjahit paruh bebek dan kaki berang-berang ke tubuh hewan berekor seperti biwara.

Pendek kata, semula platipus dianggap sekadar hasil rekayasa untuk dimanfaatkan sebagai tontonan sirkus belaka.

Akhirnya secara lambat akibat ragu, para naturalis Eropa mengakui bahwa platipus bersama empat jenis ekidna sebagai jenis monotremata yang masih tersisa di planet bumi ini.

Monotremata adalah satu-satunya mamalia selain lumba-lumba Guyana yang diketahui memiliki indra elektroresepsi demi menemukan mangsanya sebagian dengan mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh kontraksi otot.

Elektroresepsi platipus adalah yang paling sensitif dari monotremata mana pun. Elektroreseptor platypus terletak di barisan rostrokaudal di kulit paruh, sementara mekanoreseptor (yang mendeteksi sentuhan) didistribusikan secara seragam di seluruh paruh.

Area elektrosensori korteks otak besar berada di dalam area somatosensori sentuhan, dan beberapa sel kortikal menerima input dari elektroreseptor dan mekanoreseptor, menunjukkan hubungan yang erat antara indra peraba dan indra listrik.

Platipus menutup mata, telinga, dan hidungnya setiap kali ia menyelam, sehingga ia tidak menggunakan penglihatan dan penciuman ketika mencari mangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com