Penyebab pertama adalah kenangan palsu, yakni ingatan yang tidak benar atau menyimpang dari suatu peristiwa.
Beberapa kenangan palsu mengandung unsur fakta yang sangat mirip dengan kejadian sebenarnya. Namun, sebagian lainnya sepenuhnya salah.
Baca juga: Alasan Seseorang Mengalami Halusinasi, Berikut Faktor-faktor Penyebabnya
Konfabulasi adalah ingatan palsu yang dihasilkan seseorang secara spontan, sering kali untuk mengimbangi lubang dalam ingatan seseorang.
Misalnya, seseorang yang tidak ingat apa yang terjadi pada Nelson Mandela mungkin menyimpulkan bahwa dia sudah lama meninggal.
Lalu melaporkan bahwa dia mengingat “fakta” ini. Orang tersebut tidak berbohong, ia benar-benar memercayai ingatan “palsu” tersebut.
Dalam psikologi, priming menggambarkan fenomena di mana paparan terhadap suatu stimulus secara langsung memengaruhi respons seseorang terhadap stimulus berikutnya.
Misalnya, jika seseorang membaca atau mendengar kata “rumput”, mereka akan lebih cepat mengenali kata terkait lainnya, seperti “pohon” atau “mesin pemotong rumput”.
Baca juga: Sama-sama Melibatkan Penyimpangan Realitas, Ini Perbedaan Halusinasi dan Delusi
Broome menggambarkan Mandela effect sebagai ingatan yang jelas tentang suatu peristiwa yang tidak pernah terjadi dalam kenyataan sekarang ini.
Penjelasannya terkait dengan beberapa teori populer yang menyatakan bahwa Mandela effect terjadi ketika realitas sekarang berinteraksi dengan realitas alternatif lain atau alam semesta paralel.
Meskipun hal ini mengacu pada teori-teori nyata dalam fisika, penjelasan-penjelasan tersebut kurang memiliki dukungan ilmiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.