Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dokter soal Bahaya Sengatan Tawon

Kompas.com - 12/12/2023, 15:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Balita berusia 3,5 tahun (DE) yang berasal dari Dusun Ngemplak, Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, meninggal dunia karena disengat tawon.

Tak hanya DE, Sumilah (37) ibu dari DE, dan Sukarti (50) nenek dari DE, juga menjadi korban sengatan tawon dan mengalami luka serius sehingga harus dirawat di Rumah Sakit.

Kepala Desa Podoroto Adhim mengungkapkan jika tawon yang menyerang keluarga DE bersarang di sebuah kebun yang berjarak 20 meter dari rumah keluarga tersebut.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Tawon Bersarang di Rumah

Warga kemudian memotong bambu yang berada di sekitar sarang. Karena merasa terganggu, akhirnya tawon menyengat DE dan keluarganya.

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (7/12/2023) dan DE meninggal dunia pada Jumat (8/12/2023) setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Berkaca dari kasus tersebut, sebenarnya seberapa bahayakah sengatan tawon?

Baca juga: Mengenal Tawon Vespa, yang Disebut Menyengat Sopir di Kalteng hingga Meninggal


Baca juga: Cara Aman dan Ampuh Mengusir Tawon dari Rumah

Penjelasan dokter

Ilustrasi tawonKOMPAS.COM/PIXABAY/JURGEN Ilustrasi tawon
Dokter hewan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Erika Andreina Ramadani menjelaskan, sengatan tawon mengandung racun yang bisa menyebabkan masalah serius pada tubuh.

Dalam sengat tawon imbuhnya, mengandung toksin atau racun berupa apamin, melitin, histamin, asetilkolin, 5-hidrokistriptamin, enzim, dan substansi serupa protein.

“Satu kali sengatan tawon akan menyakitkan bagi manusia ataupun hewan yang tersengat. Apalagi jika sengatannya dilakukan lebih dari satu kali oleh beberapa tawon,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Kematian akibat sengatan tawon dapat terjadi kepada orang yang memiliki tingkat alergi tinggi terhadap racun yang ada pada sengat tawon.

Menurutnya, efek sengatan tawon dapat beragam terhadap individu. Mulai dari gagal ginjal, edema paru-paru, serangan jantung, anafilaksis hingga kematian.

“Efeknya di tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung dengan reaksi alergi yang diterima oleh tubuh” katanya lagi.

Baca juga: 7 Aroma yang Dibenci Tawon, Ampuh untuk Mengusirnya dari Rumah

Erika menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap dua jenis tawon di Indonesia. 

“Tawon yang berbahaya ada dua. Pertama dari genus Vespa atau yang dikenal dengan ‘tawon ndas’ dan yang kedua jenis tawon kertas,” katanya.

Kedua jenis tawon ini sengatnya sangat berbahaya dan harus segera ditangani oleh tenaga medis profesional.

Erika menambahkan, korban yang sudah tersengat tawon harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Tindakan ini harus dilakukan dengan cepat agar tenaga medis bisa mengetahui dan mengantisipasi reaksi alergi yang terjadi pada tubuh pasien.

“Masing-masing individu punya reaksi alergi yang berbeda jika sudah tersengat tawon. Bisa jadi, efeknya sangat berbahaya kalau tubuh sensitif terhadap racun yang ada pada sengat tawon tersebut,” pungkasnya.

Baca juga: 3 Cara Mengusir Tawon Vespa, Awas Sengatannya Mematikan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com