Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penularan Kasus Mycoplasma Pneumoniae di DKI Jakarta, Ini Imbauan Dinkes

Kompas.com - 07/12/2023, 17:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan enam temuan Mycoplasma pneumoniae di DKI Jakarta.

Bakteri tersebut sebelumnya dilaporkan menjangkiti anak-anak di China sejak Oktober-Desember 2023.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuw mengatakan, enam pasien yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae dirawat di dua rumah sakit (RS) yang berbeda.

Menurutnya, lima pasien Mycoplasma pneumoniae sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Baca juga: Update Kasus Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia, Penyebaran, dan Keparahannya

Sementara itu, satu pasien lainnya dirawat di Rumah Sakit Jakarta Woman and Children’s Clinic (JWCC).

Maxi mengatakan, keenam pasien Mycoplasma pneumoniae adalah anak-anak dengan usia termuda 6 tahun dan usia paling tua 12 tahun.

"Dari laporan rumah sakit yang menangani, mereka semua sudah sembuh," ujar Maxi dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/12/2023).


Baca juga: Mycoplasma Pneumonia Merebak di China-Eropa, Adakah Larangan dan Karantina untuk Turis?

Imbauan untuk cegah Mycoplasma pneumoniae

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, Mycoplasma pneumoniae bisa menjangkiti manusia karena peralihan dari musim kemarau ke hujan.

Dalam kondisi tersebut, imunitas manusia biasanya menurun, sementara kelembapan menyebabkan virus, bakteri, dan jamur mudah masuk ke tubuh manusia.

"Juga antisipasi adanya kenaikan kasus pneumonia balita di China 'walking pneumonia' oleh bakteri Mycoplasma, juga adanya tren kenaikan pneumonia anak di Jakarta yang juga bisa disebabkan virus, terbanyak Respiratory Syncytial Virus atau RSV, influenzae, Covid-19, adenovirus, rinovirus, dan parainfluenzae," ujar Ngabila kepada Kompas.com, Selasa (5/12/2023).

Baca juga: Dinkes DKI Jakarta Terima Laporan Pneumonia Anak, Ini Gejalanya

Agar masyarakat, khususnya anak, tidak terinfeksi Mycoplasma pneumoniae, Ngabila membeberkan beberapa cara untuk mencegahnya, seperti:

1. Perilaku hidup bersih dan sehat

Ia meminta masyarakat untuk memakai masker di keramaian. Bila sedang sakit, diimbau tidak keluar rumah atau memakai masker di sekolah, ruang kerja, dan ruang indoor lainnya.

Cara lain untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat adalah rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga ventilasi udara, dan hindari asap rokok.

2. Imunisasi rutin lengkap pada anak

Ngabila menjelaskan, ada 15 imunisasi bagi anak yang diberikan pemerintah secara gratis.

Tak hanya itu, ada juga vaksin dosis 1-4 untuk Covid-19 bagi usia 18 tahun ke atas yang bisa diakses secara gratis di puskesmas dan RSUD terdekat.

Halaman:

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com