"Alat kita tidak merekam adanya gempa vulkanik dangkal. Hal ini menunjukkan bahwa proses tekanan yang terjadi tidak menimbulkan banyaknya retakan-retakan pada batuan yang bisa menimbulkan gempa," ujarnya.
Karena proses peningkatan tekanan tidak menimbulkan gempa, suatu letusan akan sulit untuk diprediksi.
Baca juga: Saat Ilmuwan Temukan Gunung Laut Setinggi Dua Kali Burj Khalifa...
Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat telah menutup sementara jalur pendakian ke Gunung Marapi setelah terjadi letusan.
"Saat ini booking online ditutup dan semua petugas di pintu masuk sedang berusaha untuk menghubungi semua pendaki," ujar Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar Eka Dhamayanti di Padang, Minggu, seperti dikutip dari Antara.
Terkait status gunung Marapi, PVMBG akan terus melakukan pemantauan.
Jika ada potensi erupsi yang lebih besar, status gunung Marapi berpeluang akan segera dinaikkan.
Berdasarkan pengamatan PVMBG pada Senin (4/12/2023) pukul 00.00 WIB-11.45 WIB, gunung Marapi terekam mengalami 10 letusan dan 49 hembusan.
Baca juga: Momen Evakuasi Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi, Korban Alami Luka Bakar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.