Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ilmuwan Temukan Gunung Laut Setinggi Dua Kali Burj Khalifa...

Kompas.com - 03/12/2023, 10:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan menemukan sebuah gunung bawah laut di dasar Samudera Pasifik, tepatnya 84 mil di luar Zona Ekonomi Eksklusif Guatemala.

Gunung laut adalah pegunungan bawah laut yang biasanya terbentuk dari sisa-sisa gunung berapi yang sudah punah.

Dikutip dari The Independent, gunung raksasa ini memiliki ketinggian sekitar 1.600 meter atau hampir dua kali lebih tinggi dari Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab.

Gedung pencakar langit di Dubai ini merupakan bangunan tertinggi di dunia dengan ketinggian 829 meter.

Dengan teknlogi multi-beam echosounder, para ahli dari Schmidt Ocean Institute memperkirakan luas gunung tersebut mencapai 14 kilometer persegi.

Baca juga: Islandia Umumkan “State of Emergency” untuk Hadapi Letusan Gunung Berapi

Temuan kesembilan

Awak kapal Schmidt Ocean Institute, termasuk seorang ahli hidrografi terlatih GEBCO memastikan, gunung bawah laut tersebut tidak ada dalam database batimetri dasar laut.

Ini merupakan penemuan dasar laut yang kesembilan sejak kapal penelitian Falkor (too) diluncurkan pada Maret 2023.

Penemuan tersebut mencakup dua gunung bawah laut tambahan yang belum dipetakan di Cagar Alam Laut Kepulauan Galapagos, tiga ladang ventilasi hidrotermal baru, ekosistem baru di bawah ventilasi hidrotermal, dan dua terumbu karang air dingin yang masih asli.

Menurut NOAA Ocean Exploration, perkiraan berbasis satelit baru-baru ini menunjukkan ada lebih dari 100.000 gunung laut yang belum dijelajahi.

Gunung-gunung laut itu memiliki ketinggian lebih dari 1.000 meter.

Dengan eksplorasi dan pemetaan laut dalam yang berkelanjutan, peta yang lebih akurat dan beresolusi lebih tinggi akan memandu penelitian ilmiah dan penemuan di masa depan.

Ini sekaligus menawarkan pemahaman yang lebih baik tentang proses geologi.

Baca juga: Detik-detik Letusan Gunung Bawah Laut Ciptakan Pulau Baru di Jepang

Titik panas keanekaragaman hayati

Ahli kelautan dari Scripps Institution of Oceanography di University of California, Tony Koslow mengatakan, gunung laut menciptakan sebuah ekosistem yang berbeda.

"Karena arus yang biasanya lamban di atas dasar laut dalam, berakselerasi hingga 10 kali lipat saat arus mengalir di sekitar penghalang ini," ujarnya, dikutip dari CNN.

Kecepatan arus ini menciptakan substrat batuan keras yang menjadi tempat melekatnya invertebrata dan menarik fauna pemakan partikel makanan yang tersapu arus.

Para peneliti memperkirakan, 15 persen hingga 35 persen spesies laut endemik hidup di ekosistem gunung bawah laut.

Selain itu, spesies yang bermigrasi juga mencari struktur untuk berkembang biak, mencari makan, atau mencari perlindungan di tempat yang sama.

"Keberagaman kehidupan yang luar biasa di gunung laut baru diketahui secara relatif baru-baru ini," kata Koslow.

"Mungkin aspek paling penting dari penemuan ini adalah konfirmasi bahwa dasar laut masih belum terpetakan dengan baik," sambungnya.

Baca juga: Viral, Video Sebut Gunung Api Aktif Muncul di Surabaya, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com