Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Standar Ganteng Tergantung Zaman, Sosiolog: Produk Sosial dan Budaya Masyarakat

Kompas.com - 29/11/2023, 18:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Bahkan di China, perempuan cantik itu kalau kakinya kecil. Semakin kecil kakinya, maka semakin cantik," tuturnya.

Baca juga: Mengapa Wajah Terlihat Lebih Cantik di Cermin daripada di Foto?

Faktor perubahan pandangan masyarakat

Pengaruh budaya asing dan media yang kerap menyorot sosok yang dianggap mewakili definisi cantik, turut mengubah standar di tengah masyarakat.

"Kalau sekarang kita lihat, cantik itu putih," kata Drajat.

Hal serupa terjadi pada laki-laki, standar ketampanan bergeser dari berpenampilan formal dan rapi menjadi bertubuh kekar.

Itu sebabnya, tak jarang pria yang memamerkan bentuk tubuhnya untuk menambah tingkat ketampanan.

Drajat menceritakan, sosok aktor Rano Karno memang sempat menjadi standar ketampanan seorang laki-laki pada zamannya.

"Zaman saya dulu, Rano Karno itu ganteng dan ketika dia berpasangan dengan Yessy Gusman dalam film Gita Cinta dari SMA, itu wah itu menjadi idola, dulu," ujarnya.

Berbeda, masyarakat kelahiran dua atau tiga dekade lalu tak lagi dapat merasakan sensasi serupa saat menonton film yang rilis pada 1979 itu.

"Memang setiap zaman itu memiliki perspektif berbeda-beda, termasuk penilaian-penilaian yang dipengaruhi oleh struktur, misalnya kelas," ungkap Drajat.

Meski hidup di zaman yang sama, dia melanjutkan, setiap tingkatan kelas sosial dalam masyarakat juga pasti memiliki standar berbeda terkait kecantikan atau ketampanan seseorang.

"Itu sebabnya fesyen, bisa pakaian atau cara berdandan, berubah terus. Fesyen itu merupakan suatu produk yang mengalami perubahan sejalan dengan konstruksi masyarakat," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com