Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berniat Basmi Kutu Busuk, Pria di Singapura Justru Sebabkan Tetangganya Tewas

Kompas.com - 23/11/2023, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pria di Singapura bernama Chia Gek Yong (73) secara tak sengaja membunuh seorang wanita yang tinggal di samping rumahnya.

Saat itu, Chia sebenarnya ingin membunuh kutu busuk yang ada di kasurnya dengan cara membakarnya.

Akan tetapi, hal itu justru memicu kebakaran dan merembet hingga menyebabkan tetangganya bernama Koimatun Achmad Ali (48) terbunuh.

Chia diadili pada 16 Agustus 2023, tetapi peristiwa nahas itu terjadi pada 29 Januari 2022.

Dikutip dari The Straits Times, Chia pun mengaku bersalah pada Rabu (16/8/2023) karena menyebabkan kematian tetangganya itu akibat dari tindakan gegabah yang dilakukannya.

Baca juga: Populasi Kutu Busuk di Singapura Meningkat, Diprediksi Naik Seiring Perjalanan Luar Negeri

Kronologi kejadian

Pada 29 Januari 2022, Chia terbangun sekitar pukul 04.00 waktu setempat di rumahnya di blok 39 Telok Blangah Rise, Singapura.

Saat itu, ia sedang berbaring di ruang tamu dan melihat kutu busuk. Chia kemudian menyemprot tempat tidurnya dengan insektisida kaleng.

Namun, ia menilai kutu busuk itu masih hidup, sehingga menggunakan korek api untuk membakar kasurnya.

Ketika api semakin besar, Chia mencoba memadamkannya dengan beberapa botol air, tetapi gagal. Mengetahui kondisi itu, ia langsung keluar dari rumahnya dan meninggalkan empat penghuni lain yang sedang tertidur pulas.

Tak lama kemudian, para penghuni rumah pun terbangun karena kepulan asap dan bergegas keluar. 

Beruntung, polisi dan Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) segera tiba di lokasi kejadian dan mulai mengevakuasi seluruh penghuni blok.

Baca juga: Kutu Busuk Menyerang di Sejumlah Negara, Bisakah Mewabah di Indonesia?

Kendala pemadaman

Ilustrasi kutu busuk.SHUTTERSTOCK/GEORGY DZYURA Ilustrasi kutu busuk.

Dalam proses evakuasi, petugas pemadam kebakaran sempat terkendala banyaknya barang yang ditumpuk oleh penghuni rumah dan terjadi kebocoran gas.

Selain itu, asap dari kobaran api juga semakin tebal dan menyebar ke rumah lain.

Petugas pemadam kebakaran harus masuk ke unit lantai 11 yang terkunci, setelah mereka diberitahu adanya penghuni yang tidak diketahui keberadaannya.

Mereka kemudian menemukan Koimatun yang tidak sadarkan diri di kamar sebelah dapur rumah majikannya.

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, tetapi dinyatakan meninggal dunia beberapa jam kemudian.

Laporan otopsi yang dilakukan oleh Otoritas Ilmu Kesehatan menyatakan, penyebab kematian korban adalah terlalu banyak menghirup asap kebakaran.

Chia pun mengakui bahwa kebakaran itu terjadi setelah ia mencoba untuk membunuh kutu busuk.

Baca juga: Simpan Koper di Sini Saat Menginap di Hotel untuk Hindari Kutu Busuk

Pelaku menderita gangguan bipolar

Berdasarkan laporan psikiatri yang diajukan oleh kuasa hukum, Chia diketahui menderita gangguan bipolar jangka panjang dan telah mencari pengobatan dari Institut Kesehatan Mental sebelum insiden itu, dilansir dari Today Online.

Laporan itu juga menyatakan, ada keanehan perilaku Chia pada saat kejadian dan tindakannya merupakan bagian dari perilaku impulsif.

Karena itu, jaksa saat itu menyatakan bahwa mereka tidak keberatan dengan permintaan perawatan wajib.

Adapun perintah perawatan wajib adalah opsi hukuman yang ditawarkan kepada pelaku yang menderita kondisi mental karena berkontribusi terhadap pelanggaran.

Selain itu, Chia juga telah menyatakan penyesalan yang mendalam atas kejadian tersebut dan sangat menyesali kematian Koimatun.

Kuasa hukum Chia, Riko Chua Isaac menuturkan, Chia telah menderita gangguan bipolar sejak usia yang sangat muda dan tidak ada indikasi bahwa ia menyalakan api untuk secara khusus melukai korban.

Karena menyebabkan kematian dengan tindakan gegabah yang tidak termasuk dalam pembunuhan disengaja, Chia dapat dipenjara hingga lima tahun.

Baca juga: 7 Cara Mudah Membasmi Kutu Busuk di Dalam Rumah, Tidak Perlu Bahan Kimia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
5 Penyebab Anjing Menggonggong Berlebihan dan Cara Mengatasinya

5 Penyebab Anjing Menggonggong Berlebihan dan Cara Mengatasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com